Tawarkan Sukuk SR012, Kemenkeu: Insya Allah Tidak Akan Default

Sabtu, 29 Februari 2020 13:40 WIB

(Ki-ka) Direktur Pembiyaan Syariah DJPPR Dwi Irianti Hadiningdyah dan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman melakukan sosialisasi sukuk ritel seri SR012 di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu 29 Februari 2020. EKO WAHYUDI l Tempo.

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menerbitkan Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR009, pemerintah kembali menerbitkan surat berharga berbasis syariah yakni Sukuk Negara Ritel seri SR012. "Pemerintah menyediakan pilihan untuk investasi," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman, di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu 29 Februari 2020.

Luky menjelaskan, bahwa SR012 ini merupakan instrumen investasi surat utang yang dijamin aman karena diterbitkan oleh langsung pemerintah. "Insya Allah enggak akan default," ujarnya.

Kemudian Luky mengatakan bahwa SR012 sudah mendapatkan persetujuan dari Lembaga Fatwa seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai instrumen investasi berbasis syariah. "Jadi kita bisa mengklaim investasi ini berbasis syariah dan halal," tuturnya.

Luky menjelaskan, bahwa instrumen investasi ini memiliki masa penawaran mulai tanggal 24 Februari - 18 Maret 2020. Pemerintah menetapkan tingkat kupon imbal hasil SR012 sebesar 6,3 persen (fixed coupon) dengan tenor 3 tahun, dan bisa diperdagangkan kembali ke pasar ketika ingin dicairkan sewaktu-waktu sebelum masa jatuh tempo.

Guna menjaga keritelan SR012, kata Luky, pihaknya memberikan batasan minimal pembelian senilai Rp 1 juta, dan maksimal pembelian perorang maksimal Rp 3 miliar. "Melalui SR012, Pemerintah turut memberikan kesempatan kepada setiap Warga Negara Indonesia untuk dapat berinvestasi sekaligus berpartisipasi dalam mendukung pembangunan nasional," tuturnya.

Luky mengatakan, bahwa SR012 bisa dibeli secara online melalui 28 mitra distribusi dan dinilai sangat memudahkan masyarakat dalam berinvestasi di SBSN ritel.

Pemerintah menyebut target indikatif penerbitan SR012 adalah Rp 8 triliun dan realisasi penjualan sejak diluncurkan seminggu lalu sudah mencapai sekitar Rp 900 miliar.

Kemudian untuk penjualan seri SR011 hingga Maret tahun 2019 mencapai Rp 21,11 triliun. Penjualan ini menunjukkan minat yang tingi dari para investor, mengingat saat itu pemerintah hanya menetapkan target indikatif sebesar Rp 10 triliun.

Berita terkait

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

40 menit lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

5 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

6 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

8 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

9 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

9 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

10 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

12 hari lalu

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai putusan MK akan memberikan legitimasi atau kepastian hukum terhadap Pemilu.

Baca Selengkapnya