Sentimen Utang Dinilai Membuat Saham BUMN Karya Turun

Rabu, 26 Februari 2020 11:39 WIB

Suasana pembangunan box culvert 2x2 meter di sepanjang sisi barat Jalan D.I. Panjaitan, tampungan air dengan ukuran 16x4 meter, dan sumur resapan di sekitar proyek Tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu), Cawang, Jakarta Timur. Pembangunan dilakukan oleh kontraktor PT Waskita Karya usai terjadinya banjir di sekitar lokasi proyek pada Rabu, 3 April 2019. Sumber: Waskita Karya

TEMPO.CO, Jakarta- Saham emiten BUMN konstruksi ternama menunjukkan kinerja yang kurang menggembirakan beberapa sepekan terakhir. Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan berujar kondisi tersebut menggambarkan persepsi pasar yang cenderung pesimistis terhadap prospek keuangan perseroan, khususnya PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP).

Alfred menuturkan investor mulai khawatir akan beban utang empat perusahaan konstruksi pelat merah yang melonjak lebih dari 100 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir. “Proyek untuk BUMN karya memang bisa dipastikan akan terus mengalir deras khususnya yang berasal dari pembangunan infrastruktur pemerintah, namun ketika implikasinya justru membuat mereka berisiko, malah membuat harga saham turun,” ujarnya kepada Tempo, Selasa 25 Februari 2020.

Tumpukan utang terbesar ditanggung oleh WSKT, dengan total liabilitas sebesar Rp 108,01 triliun pada kuartal III 2019. WIKA menyusul dengan total liabilitas sebesar Rp 44,32 triliun. Sedangkan, penurunan saham paling tajam dalam sebulan terakhir dialami oleh ADHI, yaitu -21,24 persen.

Menurut Alfred, lampu kuning beban utang ini harus segera diselesaikan untuk kembali mendapatkan kepercayaan investor. “Eksplorasi sumber pendanaan untuk infrastruktur memang terbatas, namun sumber pendanan dari utang ini juga ada batasnya. Pemerintah sebagai pemberi tugas harusnya memahami itu, kalau memang tugasnya besar ya kasih mereka modal besar juga,” katanya.

Advertising
Advertising

Dia menambahkan kekhawatiran investor tak bisa dikesampingkan, meski pemerintah bertindak sebagai pemegang saham pengendali keempat perusahaan itu. “Pemerintah harusnya sadar kalau mau memberikan penugasan besar dan berisiko ya dilakukan pada perusahaan yang dimiliki 100 persen oleh pemerintah, atau BUMN karya yang bukan emiten,” ucap Alfred. “Ketika rugi ya ditanggung pemerintah, tapi kalau seperti sekarang kan ini masuk juga menjadi milik publik, sehingga ini ada etika yang dilakukan pemerintah.”

<!--more-->

Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera, Janson Nasrial berujar tingkat utang BUMN karya sangat tinggi jika dibandingkan dengan BUMN di sektor lainnya. Hal itu ditunjukkan oleh rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) maupun rasio utang terhadap EBITDA (debt to EBITDA ratio). “Operating cashflow selalu negatif setiap tahun karena memang model bisnisnya mereka harus mengeluarkan belanja modal (capital expenditure) untuk memulai konstruksi, sementara dibayarnya tahun depan atau menunggu anggaran dari pemerintah turun,” kata Janson.

Janson mengungkapkan terdapat sejumlah cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi tekanan arus kas perseroan, yaitu melakukan divestasi aset, hingga melakukan skema joint venture dengan swasta lokal maupun asing untuk proyek-proyek yang bersifat strategis. “Kalau dibandingkan emiten yang masih menjadi favorit saat ini WIKA dan PTPP, ini berdasarkan balance sheet serta kemampuan mereka mencari proyek baru,” kata dia.

Analis PT OSO Securities, Sukarno Alatas menambahkan meski memiliki banyak catatan terkait beban utang tinggi, saham emiten BUMN konstruksi secara umum tetap menarik untuk dikoleksi. “Sekarang sudah bisa dilakukan trading buy, investor bisa menggunakan momentum teknikal untuk kembali masuk di emiten ini,” ucapnya. “Terlebih ada sentimen positif lainnya untuk masalah utang ini, yaitu tren penurunan suku bunga.”

Berita terkait

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 jam lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

20 jam lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

21 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

3 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

4 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

4 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

4 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

4 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

4 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya