TEMPO Interaktif, Jakarta: Bank Rakyat Indonesia menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 10 triliun dengan total 1,4 juta debitur. "Pemberian kredit itu untuk usaha mikro, yang besarannya Rp 5 juta ke bawah," ujar Direktur Utama BRI Sofyan Basri.Minat masyarakat terhadap kredit untuk sektor pertanian sangat besar. "Kami telah menyalurkan Rp 5 triliun," ia menambahkan.
Sofyan optomistis pertumbuhan kredit minimum 22 persen pada tahun ini akan tercapai. BRI juga meningkatkan ekpansi pemberian kredit di sektor perkebunan, yang diprediksi naik 30 persen. Pemicunya adanya kenaikan harga komoditas sepanjang 2008. "Untuk semester dua ada 10 perusahaan perkebunan yang akan menerima kredit, total Rp 5-6 triliun," ungkapnya.
Penyaluran KUR hingga 31 Juli 2008 sebesar Rp 8,9 triliun dari enam bank pelaksana untuk lebih dari 950 ribu debitur di Indonesia. Dalam pembacaan Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pemdapatan dan Belanja Negara 2009 di Gedung DPR kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, sistem ini membantu rakyat miskin yang membutuhkan perlindungan sosial melalui pemberian modal.
Sofyan menambahkan sisa modal yang dimiliki perseroan saat ini mencapai 14 persen. "Kami menyiasati kurangnya likuiditas dengan menghimpun dana dari nasabah Simpedes (Simpana Masyarakat Pedesaan)," katanya.
Jika modal masih kurang, perseroan berencana menggunakan instrumen hybrid capital (tier 3), yakni berupa dana tidak tetap untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka ekspansi usaha. Bank Indonesia akan mengeluarkan ketentuan instrumen hybrid capital dalam waktu dekat ini.
Dalam instrumen itu, dana yang diperoleh perbankan berasal dari pinjaman bilateral atau sindikasi berjangka panjang, minimal lima tahun. Pinjaman itu akan ditempatkan pada struktur modal yang ditetapkan bank sentral sebagai modal tier 3.
"Kalau mau mendapatkan modal dari obligasi saat ini sangat sulit karena pasar sedang lesu. Cara lain adalah melalui pinjaman jangka panjang hybrid itu," tambahnya. Dengan langkah-langkah tersebut, perseroan menargetkan laba bersih 2008 bisa mencapai lebih dari Rp 5 triliun.