Sentimen Virus Corona Masih Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Jumat, 7 Februari 2020 09:57 WIB

Seorang lelaki berdiri dekat dengan kilang Cardon, milik perusahaan minyak negara Venezuela PDVSA di Punto Fijo, Venezuela 22 Juli 2016. [REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen penyebaran Virus Corona diyakini masih akan melemahkan permintaan dari Cina dan pada gilirannya bakal mempengaruhi pergerakan harga minyak mentah dunia dalam jangka pendek.

Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal memperkirakan bahwa pasar masih khawatir terhadap penyebaran Virus Ccorona semakin luas hingga ke beberapa negara. Selain itu, pembatasan perjalanan di Cina dapat memberikan tekanan terhadap permintaan minyak dari negeri panda tersebut.

Bloomberg mencatat saat ini permintaan minyak Cina telah turun sekitar 3 juta barel per hari. Angka ini setara dengan 20 persen dari total konsumsi batas umumnya karena virus corona yang menekan aktivitas ekonomi Cina.

Penurunan tersebut pun dinilai menjadi guncangan permintaan terbesar yang dialami pasar minyak sejak krisis keuangan global 2008 hingga 2009. Dan yang paling mendadak sejak serangan kilang minyak Arab Saudi oleh Iran pada 11 September 2019.

“Sepanjang kuartal satu tahun ini, kemungkinan harga minyak jenis WTI akan bergerak di kisaran US$ 47 per barel hingga US$55 per barel,” ujar Faisyal saat dihubungi, Kamis, 6 Februari 2020.

Advertising
Advertising

Meski begitu, Faisyal memperkirakan harga minyak bisa berbalik menguat jika terdapat perkembangan berita dari penemuan vaksin untuk membatasi penyebaran Virus Corona dalam waktu dekat.

Sementara itu, proyeksi permintaan minyak dari Cina sebagai salah satu importir minyak mentah terbesar dunia telah mendorong Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau Organization Petroleum Exportirs Countries (OPEC) dan sekutunya untuk bertemu dan diperkirakan memangkas produksinya lebih dalam.

Pasar optimistis bahwa OPEC dan sekutunya akan menambah kapasitas pemangkasannya 500.000 barel per hari menjadi total pemangkasan produksi mencapai 1,7 juta barel per hari.

Hal tersebutlah yang telah membuat harga minyak berhasil rebound pada dua perdagangan terakhir. Pada perdagangan Kamis kemarin hingga pukul 16.40 WIB, harga minyak jenis WTI untuk kontrak Maret 2020 di bursa Nymex bergerak menguat 1,24 persen menjadi US$ 51,38 per barel.

Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak April 2020 di bursa ICE bergerak menguat 0,67 persen menjadi US$ 55,65 per barel.

Meski pasar optimistis OPEC akan memangkas produksinya lebih dalam, sesungguhnya Arab Saudi dan Rusia tetap terpecah untuk memutuskan hal tersebut. Pembicaraan antara para ahli dari OPEC dan sekutunya telah diperpanjang menjadi tiga hari karena mereka berusaha untuk menentukan dampak nyata Virus Corona terhadap konsumsi.

Selain itu, peningkatan inventaris minyak AS yang lebih besar daripada perkiraan diyakini juga akan menjadi bahan pertimbangan OPEC dan sekutunya. Berdasarkan data Administrasi Informasi Energi, stok minyak mentah AS meningkat 3,36 juta barel pada pekan lalu. Persediaan tersebut naik untuk minggu kedua ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan.

BISNIS

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

6 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

14 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

14 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

15 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

18 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

Analis menyebut harga minyak alami kenaikan akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

18 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.

Baca Selengkapnya

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

42 hari lalu

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

Pejabat Ukraina menyebut serangan terhadap fasilitas energi Rusia sejalan dengan praktik terbaik NATO.

Baca Selengkapnya

FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

42 hari lalu

FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

Amerika Serikat mendesak Ukraina untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia.

Baca Selengkapnya