TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak melonjak pada akhir perdagangan Rabu kemarin. Kenaikan harga emas hitam itu dipicu oleh potensi pemangkasan produksi minyak oleh koalisi OPEC+.
Data Bloomberg menunjukkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 berakhir melonjak 2,3 persen atau US$ 1,14 sen di level US$ 50,75 per barel di New York Mercantile Exchange. Artinya kenaikan harga minyak itu yang terbesar dalam satu bulan.
Seperti halnya dengan WTI, harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 ditutup naik tajam US$ 1,32 di level US$ 55,28 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Padahal dalam lima hari perdagangan berturut-turut sebelumnya, harga komoditas ini tercatat tertekan.
Harga minyak bahkan sempat melonjak lebih dari 4 persen sebelum kemudian mengurangi sebagian kenaikannya karena pertemuan para pejabat OPEC+ atau Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan aliansinya di Wina gagal mencapai konsensus tentang cara mengatasi dampak Virus Corona (coronavirus).
Dalam beberapa hari terakhir, para pakar teknis OPEC+ berkumpul untuk mempertimbangkan dampak krisis tersebut. Arab Saudi mendorong produksi minyak yang lebih dalam, sementara Rusia lebih memilih memperpanjang kesepakatan saat ini. Kartel minyak ini memperpanjang pembicaraan hingga hari ketiga.
"Ada banyak optimisme di pasar dari OPEC yang menunjukkan bahwa mereka bersedia bertindak,” ujar John Zanner, ahli strategi senior di Uplift Energy Strategy.
OPEC, kata Zanner, juga harus menyeimbangkan gangguan pasokan mulai dari Venezuela hingga Libya dan membuat Rusia ikut serta. "Tetapi optimisme saat ini memiliki beberapa landasan."
Rebound harga minyak mentah ini merupakan kondisi yang berbalik bagi pedagang yang khawatir bahwa malapetaka ekonomi yang ditimbulkan oleh wabah Virus Corona di Cina akan menyebabkan kelesuan permintaan bahan bakar. Namun meski rebound, kontrak minyak jangka pendek diperdagangkan kurang dari beberapa bulan mendatang. Ini menunjukkan kondisi pasar yang menandakan kelebihan pasokan.
Di Amerika Serikar, Energy Information Administration (EIA) melaporkan peningkatan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS. Laporan itu juga menunjukkan penurunan bensin pertama dalam 12 pekan.
BISNIS