Perluas Jangkauan QRIS, BI Sasar UMKM di Pasar Tradisional

Kamis, 6 Februari 2020 05:45 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersama dengan Deputi Gubernur Bank Indonesia dan jajaran pemimpin Bank Indonesia dalam acara peluncuran QR Code Indonesian Standard (QRIS) di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat 17 Agustus 2019. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia terus memperluas adopsi Quick Response (QR) Code Indonesian Standard (QRIS) pada sistem pembayaran pelaku usaha (merchant) skala usaha mikro kecil menengah (UMKM). “Pengembangan fitur QRIS membutuhkan ekosistem pengguna dan merchant, sehingga nanti semua merchant disentralisasi serta memiliki nomor ID merchant secara nasional,” ujar Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Ricky Satria di Jakarta, Rabu 5 Februari 2020.

Pendekatan registrasi merchant secara terpusat ini diharapkan dapat mendorong perluasan akseptansi serta interkoneksi QRIS. Ricky menuturkan sosialisasi kepada merchant UMKM terus dilakukan bank sentral bersama dengan penyedia jasa sistem pembayaran, baik bank maupun non bank.

“Kami sampaikan banyak manfaat yang dapat diterima bagi pemain kecil ini seperti kemudahan mengelola uang dan melakukan pencatatan transaksi, menurunkan potensi uang palsu, hingga tak usah pusing lagi soal uang kembalian,” ucapnya. Terakhir, sosialisasi digitalisasi pembayaran itu digencarkan hingga ke pasar tradisional.

Ricky melanjutkan penggunaan transaksi non tunai QRIS juga memberikan benefit bagi merchant UMKM yang ingin membangun portofolio keuangan bisnisnya untuk kemudahan mendapatkan pinjaman di kemudian hari.

“Dengan pencatatan transaksi yang otomatis dilakukan bisa membantu pelaku usaha ketika ingin apply kredit untuk kredit modal kerja mikro,” kata dia. Adapun hingga akhir Januari, Bank Indonesia mencatat total lebih dari 2,4 juta merchant telah terdaftar dalam QRIS.

Advertising
Advertising

Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani berujar dalam upaya perluasan pemanfaatan QRIS untuk inklusi keuangan mitra dan ulta mikro, perseroan memanfaatkan jaringan 9 ribu kantor cabang dan lebih dari 420 ribu agen yang dimiliki. “Adopsi pembayaran menggunakan QR sangat dibutuhkan ketika bicara transaksi dengan small ticket size, ini juga bisa menjawab tren masa depan untuk mendukung pola transaksi generasi milenial,” ujarnya.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan BRI, saat ini terdapat lebih dari 2,5 juta pedagang eceran dan lebih dari 115 ribu pedagang grosir yang berada di Indonesia. “Kami prediksi jumlahnya akan terus bertambah seiring dengan adanya ibu kota baru, infrastruktur yang berkembang, dan akan membuka sumber pertumbuhan ekonomi baru,” ucap Handayani.

Tak hanya itu, menurut Handayani penyedia jasa sistem pembayaran juga menyasar adopsi QRIS untuk transaksi lintas negara (cross border), sebagai upaya mendukung aktivitas pariwisata domestik.

“Kita saat ini memiliki 10 destinasi wisata unggulan Bali baru, di dalamnya sangat dibutuhkan kemudahan pembayaran yang terstandarisasi untuk menggerakkan kegiatan perekonomian seperti penjualan souvenir, restoran, dan penginapan,” kata dia

Direktur PT Bank Central Asia Tbk Santoso Liem menuturkan dari sisi perbankan selaku penyedia jasa sistem pembayaran, QRIS dapat mendorong efisiensi khususnya dalam penyediaan infrastruktur pembayaran.

“Dulu kalau transaksi di cabang itu untuk orang setor uang saja butuh biaya Rp 75 ribu, sangat mahal karena harus investasi gedung, SDM, dan lainnya,” ujarnya. Sedangkan, transaksi menggunakan QRIS mensyaratkan infrastruktur yang lebih sederhana dan hemat biaya. “Provider sediakan QR nya yang sudah di print, customer tinggal scan karena saat ini yang diadopsi memang sistem merchant presented mode,” kata Santoso.

<!--more-->

Wakil Ketua Umum III Asosiasi Fintech Indonesia, Budi Gandasoebrata mengungkapkan tantangan dalam implementasi QRIS didominasi oleh mekanisme operasional. "Lebih kepada sosialisasi kemudian mekanisme refund ketika ada kelebihan transaksi dan dispute," ujarnya.

Berikutnya adalah mengubah paradigma merchant UMKM yang selama ini terbiasa mengelola dana tunai atau cash. "Mereka masih beranggapan kalau cash likuiditasnya tinggi, jadi ini tantangan juga dalam membangun ekosistem yang bisa digunakan kembali oleh mereka belanja di pasar barang modal kebutuhan esok harinya," kata Budi.


GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

4 jam lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

8 jam lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

9 jam lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

10 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

11 jam lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

15 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

15 jam lalu

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS.

Baca Selengkapnya

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

18 jam lalu

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

Ikappi menyatakan keuntungan dari warung madura itu akan berputar di daerah masing-masing dan mendorong upaya peningkatan ekonomi daerahnya.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

19 jam lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya