Sri Mulyani: Ketidakpastian Global Karena Kurang Peran Perempuan

Kamis, 6 Februari 2020 05:06 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Bank Dunia di Energy Building, SCBD, Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut ketidakpastian global yang terjadi pada 2019 dan berlanjut hingga hari ini berkaitan dengan kebijakan buatan lelaki. Ia pun menyebutkan berbagai persoalan yang terjadi, mulai dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa alias Brexit, perang dagang Amerika Serikat dan Cina, hingga unjuk rasa di Hong Kong, di buat oleh laki-laki.

"Hampir seluruhnya related to men made. Dalam artian, the men made the problems," ujar Sri Mulyani di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020. Menurut dia masalah itu juga timbul lantaran kurangnya perempuan yang berpartisipasi dalam mengambil kebijakan alias perkara kurangnya representasi perempuan.

Belakangan Inggris telah resmi keluar dari Uni Eropa pada 31 Januari 2020. Keluarnya Inggris dari perkumpulan negara di Eropa itu dipimpin oleh Perdana Menteri Inggris asal Partai Konservatif, Boris Johnson. Adapun perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina dipicu oleh kebijakan protektif Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang direspon oleh Cina di bawah Presiden Xi Jinping.

Ketidakpastian global itu pun kemudian mengantarkan pertumbuhan ekonomi global pada 2019 mencapai titik yang lemah. Karena itu pada periode tahun lalu cukup banyak negara di dunia yang menyiapkan kebijakan untuk menghadapi perlemahan ekonomi global dan memperbaiki perekonomian domestik atau regional.

Dalam satu dekade terakhir pun, Sri Mulyani mengatakan banyak negara yang seperti kehabisan amunisi dan kekurangan strategi dalam menghadapi pelemahan ekonomi global. Imbasnya, terjadi gejolak pada pasar global. "Ini mengkhawatirkan."

Advertising
Advertising

Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan kisah Indonesia justru adalah anomali dari gambaran perekonomian global. Sebab, pertumbuhan ekonomi Tanah Air pun tercatat stabil di kisaran 5 persen. Adapun faktor pendorong pertumbuhan itu secara historis adalah konsumsi domestik.

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

4 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

5 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

22 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

22 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya