2019, Pertamina Proyeksi Laba Bersih Turun menjadi Rp 28,56 T

Senin, 3 Februari 2020 13:40 WIB

Pekerja melakukan koordinasi pengoprasian di kilang Pertamina pengolahan unit VII Kasim, Sorong, Papua Barat, 3 Juni 2013. Pertamina mengusung program peningkatan kapasitas kilang yang dimilikinya sampai 2025 mendatang. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero) Heru Setiawan memproyeksikan perolehan laba bersih perusahaan plat merah tersebut sepanjang tahun 2019 mencapai US$ 2,1 miliar. Artinya, laba bersih tersebut sekitar Rp 28,56 triliun dengan menggunakan kurs Rp 13.600 per dolar AS.

"Angka tersebut merupakan proyeksi dan belum diaudit," kata Heru dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI, DPR, di Jakarta, Senin, 3 Februari 2020.

Laba sepanjang 2019 itu turun bila dibandingkan pada tahun sebelumnya 2018. Pada 2018, Pertamina telah mencetak laba sebesar US$ 2,5 miliar atau Rp 34 triliun.

Lebih lanjut, Heru Setiawan mengatakan hal tersebut masih banyak asumsi ataupun diskresi. Sedangkan untuk pendapatan atau revenue 2019 tercatat sebesar US$ 52,4 miliar atau turun jika dibandingkan tahun 2018 sebesar US$ 57,9 miliar.

Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) 2019 tercatat US$ 8,2 miliar, turun dibanding 2018 sebesar US$ 9,2 miliar.Kemudian, berdasarkan catatan Heru, aset Pertamina pada 2019 terdata sebesar US$ 63,8 miliar atau turun dibanding 2018, yaitu US$ 64,7 miliar.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengklaim perolehan laba perseroan pada triwulan III 2019 mencapai US$ 753 juta, di luar komponen kompensasi harga jual. "Catatan itu masih prognosa, jadi belum teraudit," kata Heru.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Budi Gunawan Sadikin sebelumnya mengklaim bahwa Pertamina merupakan kasir terbesar atau penyumbang dividen terbesar bagi negara. Ia menjelaskan, earning before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) milik perusahaan minyak dan gas pelat merah itu menjadi yang terbesar di antara BUMN lain dengan nilai US$9 miliar pada tahun lalu.

"Kalau ditanya dividen, Pertamina menjadi kasir paling besar BUMN karena setorannya besar," ujar Budi Gunadi Sadikin di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 12 Desember 2019.

Budi pun membandingkan EBITDA Pertamina dengan pencapaian PT Freeport Indonesia yang hanya sebesar US$ 4 miliar. Capaian Pertamina ternyata jauh lebih besar dari apa yang didapat oleh tambang emas terbesar itu.

Berdasarkan capaian itu, Budi menilai keuangan Pertamina sangat stabil, dan sangat bisa berinvestasi di beberapa proyek strategis. Misalnya, dengan berinvestasi untuk pembangunan kilang dan industri petrokimia. "Keuangan Pertamina enggak ada masalah," ujarnya.

ANTARA | EKO WAHYUDI

Berita terkait

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

4 jam lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

5 jam lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

1 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

1 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

2 hari lalu

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

BTN Syariah membukukan laba bersih kuartal I 2024 mencapai Rp 164,1 miliar atau tumbuh 56,1 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

3 hari lalu

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

Dana pihak ketiga Bank Jago tumbuh 42 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Baca Selengkapnya

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

3 hari lalu

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

3 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

4 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya