Para pekerja membuat masker wajah di sebuah pabrik di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, 28 Januari 2020. Pabrik peralatan medis lokal di Provinsi Hubei menambah produksi masker guna menjamin persediaan di tengah penyebaran virus Corona di Cina. Xinhua/Cai Yang
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah telah mengirimkan 10 ribu masker berkualitas baik untuk warga negara Indonesia atau WNI di Cina, guna mengantisipasi penularan virus corona. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, masker itu merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB.
"Distribusi masker dilakukan oleh jasa pengiriman yang ditunjuk oleh otoritas setempat karena tidak bisa sembarangan pakai kurir," ujar Retno di Hotel Kempinski Grand Indonesia, Jakarta Pusat, kemarin, Kamis 30 Januari 2020.
Selain membagikan masker, pemerintah melalui Kantor Kedutaan Besar RI juga terus memasok logistik untuk WNI, khususnya yang berada di Wuhan dan Provinsi Hubei. Bantuan terus disalurkan mengingat adanya imbauan warga untuk tidak keluar rumah. Di sisi lain, harga pangan di Cina mulai melambung.
Retno mengatakan, terhitung kemarin, pasokan logistik dinyatakan cukup untuk tujuh hari mendatang. "Kalau kira-kira (cadangan logistik) sudah mulai berkurang untuk lima hari, kita mulai kirim (lagi)," tutur dia.
Saat ini, Kementerian Luar Negeri mencatat sebanyak 243 WNI tengah berada di Hubei. WNI di Cina yang mayoritas merupakan mahasiswa tersebut dipastikan dalam keadaan sehat dan tidak terjangkit oleh virus corona.
Retno mengatakan pemerintah sedang terus berupaya untuk memulangkan seluruh WNI tersebut. Pihaknya terus berkomunikasi dengan Pemerintah Cina untuk membahas detail teknis kepulangan WNI. Kementerian Luar Negeri juga sudah berkomunikasi dengan kedutaan besar negara lain, seperti Australia, yang saat ini belum berhasil memulangkan warganya.
Sejalan dengan itu, Kementerian Luar Negeri juga berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan pihak terkait lainnya untuk menyiapkan kepulangan WNI dari Hubei. Persiapan itu meliputi teknis masa inkubasi virus corona dan pemeriksaan intensif setibanya mereka di Indonesia.