Inflasi Diprediksi Stabil Walau Iuran BPJS dan Cukai Rokok Naik

Senin, 27 Januari 2020 08:55 WIB

Aktivitas jual beli di pasar tradisional Pasar Paseban, Jakarta, 21 Oktober 2017. Saat ini PD Pasar Jaya tengah fokus menyelesaikan revitalisasi 16 pasar tradisional hingga akhir tahun 2017. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah ekonom yakin inflasi awal tahun bakal terjaga meskipun ada kenaikan administered prices.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede, misalnya, mengatakan inflasi cenderung terjaga meskipun didorong oleh kenaikan inflasi diatur pemerintah seperti kenaikan tarif cukai rokok dan iuran BPJS Kesehatan sejak awal tahun ini. Kenaikan harga juga terbilang stabil meski sudah melewati masa panen raya kedua sekitar Oktober tahun lalu.

"Hal ini juga didorong oleh pengelolaan stok pangan yang didukung oleh koordinasi Kementan, Kemendag dan Bulog," kata Josua, Ahad, 26 Januari 2020.

Stok pangan strategis seperti beras yang merupakan komoditas pangan pokok konsumsi domestik, menurut Josua, diperkirakan mencukupi hingga Maret 2020. Hal ini mengindikasikan harga pangan beras dan komoditas pangan strategis lainnya diperkirakan tetap stabil hingga jelang panen raya pada Maret atau April.

Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Nasional dan Daerah juga perlu terus diperkuat dengan pemantauan ketersediaan pangan untuk tiga bulan kedepan yang dilakukan secara berkala. Selain itu, mengingat curah hujan cenderung meningkat dari sejak akhir tahun lalu hingga awal tahun ini, monitoring stok pangan perlu dilakukan lebih intensif.

Advertising
Advertising

Jika ada penurunan produksi pangan, menurut Josua, maka diperlukan langkah-langkah stabilisasi melelui operasi pasar oleh Bulog untuk meredam potensi kenaikan harga. Oleh karena itu ia pun yakin bahwa inflasi 2020 diperkirakan tetap stabil dan dalam target sasaran inflasi Bank Indonesia.

Hal senada disampaikan Ekonom CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet. Ia mengatakan pola hujan yang tidak merata di seluruh Indonesia membuat harapan pasokan pangan masih akan tercukupi.

Sejumlah sentra panen tanaman strategis, menurut dia, juga belum tentu terkena dampak musim hujan. “Namun jika berbicara inflasi pada bulan-bulan berikutnya maka ada potensi inflasi juga dari dampak gagal panen karena musim hujan,” kata Yusuf.

Selain musim hujan, Yusuf juga menyebut potensi kenaikan inflasi beberapa bulan mendatang bersumber dari kenaikan tarif cukai rokok. Hal ini mengingat proporsi pengeluaran rokok merupakan pengeluaran rata-rata terbesar kedua setelah makanan dan minuman jadi pada kelompok bahan pangan.

Badan Pusat Statistik juga mengatakan, proporsi pengeluaran masyarakat untuk konsumsi rokok mencapai sekitar 12 persen. “Maka di Desember lalu, inflasi rokok tergabung dalam kelompok bersama makanan minuman jadi, tembakau, mencapai 0,29 persen (mtm). Bulan ini saya prediksi bisa berada pada kisaran 0,3 persen sampai 0,4 persen,” tuturnya.

Bank Indonesia sebelumnya mencatat inflasi pekan keempat bulan Januari sebesar 0,42 persen (month to month) dan 2,82 persen (year on year). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan inflasi pekan keempat Januari ini lebih rendah dari rata-rata inflasi pada periode yang sama dalam 5 tahun terakhir yakni 0,64 persen. "Tekanan harga [inflasi] karena pengaruh musim hujan ke panen bawang, cabai, beras, dan sayuran," ujar Perry.

Adapun deflasi disumbang oleh penurunan harga angkutan udara, bensin dan daging ayam. Dengan pergerakan inflasi tersebut, Perry menyebut Bank Indonesia meyakini target sasaran inflasi tahun ini, 2 persen - 4 persen, akan tercapai.

BISNIS

Berita terkait

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

15 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya