Surat Utang SBR009 Tawarkan Kupon 6,3 Persen

Kamis, 23 Januari 2020 15:23 WIB

Gedung Kementerian Keuangan atau Kemenkeu. Dok TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Instrumen surat utang Savings Bond Ritel seri SBR009 akan diterbitkan pada tahun ini dengan menawarkan kupon sebesar 6,3 persen. Kementerian Keuangan mengumumkan SBR009 bisa dipesan mulai Senin pekan depan, 27 Januari 2020 hingga Kamis, 30 Januari 2020.

Instrumen obligasi dengan tenor 2 tahun itu bisa dibeli minimal senilai Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar. Adapun kupon sebesar 6,3 persen akan dibayarkan pada tanggal 10 setiap bulannya.

Kupon tersebut ditetapkan mengacu pada suku bunga acuan sebesar 5 persen dengan tambahan sebesar 130 basis poin. Instrumen surat utang buatan Pemerintah itu tak bisa diperjualbelikan kembali dan hanya bisa dicairkan pada masa pencairan awal yakni 24 Februari 2021 hingga 4 Maret 2021.

Sebagai gambaran, imbal hasil surat utang negara (SUN) tenor 2 tahun yang tercatat Bloomberg berada di level 5,4 persen pada perdagangan hari ini. Adapun, pada SUN tenor 2 tahun kupon yang dibayarkan 3 bulan sekali.

Sementara itu, kupon pada SBR009 merupakan kupon minimal yang bisa terjaga di momen penurunan suku bunga acuan dan bisa bertambah. Namun, kupon tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan kupon yang diberikan pada penerbitan terakhir di 2019 padahal sejak November hingga Januari belum ada keputusan pemangkasan suku bunga acuan.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, kupon yang diberikan Pemerintah pada instrumen sukuk tabungan seri ST006 yang terbit pada November 2019 yakni 6,75 persen.

Bila dibandingkan dengan instrumen lain, berdasarkan Pusat Informasi Pasar Uang Bank Indonesia kemarin, suku bunga deposito tenor 1 tahun secara umum berada di level 5,7 persen. Adapun, rentangnya mulai dari 2,8 persen hingga 6,5 persen.

Associate Director Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto sebelumnya mengatakan kupon SBR009 bakal berada di level 6,5 persen hingga 6,65 persen dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang menggerakkan imbal hasil SUN dan imbal hasil pada instrumen sebelumnya.

Dia berpendapat minat investor bakal berada di kisaran Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun dengan mempertimbangkan faktor awal tahun dan pertimbangan kupon deposito. Tak hanya itu, ia menilai bila Pemerintah menawarkan kupon di bawah 6,5 persen kemungkinan besar sulit terserap di pasar karena investor ritel berharap kupon yang lebih tinggi.

Di tengah kabar sejumlah reksa dana yang dibubarkan, menurut Ramdhan, SBN ritel tak begitu saja menjadi pilihan utama investasi karena investor tetap mempertimbangkan bobot kupon yang diterima. “Reksa dana pendapatan tetap atau SBN ritel menjadi pilihan investasi lebih aman. Timing bisa dimanfaatkan bagi investor untuk memahami kalau investasi punya risiko dan SBN ritel bisa meminimumkan risiko karena diterbitkan Pemerintah,” katanya.

BISNIS

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

4 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

5 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

7 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

7 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

8 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

8 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

8 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

8 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya