Dirut Garuda Diminta Optimalkan Pendapatan Rute Internasional

Rabu, 22 Januari 2020 07:45 WIB

Alvin Lie. TEMPO/Bernard Chaniago

TEMPO.CO, Jakarta - Nama pengisi posisi Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan diumumkan hari ini, Rabu, 22 Januari 2020, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa atau RUPSLB. Pengamat penerbangan sekaligus anggota Ombudsman RI, Alvin Lie, mengatakan bos baru di perusahaan pelat merah ini memiliki sejumlah pekerjaan rumah.

Salah satu PR yang ia sebutkan adalah perlunya perbaikan kinerja keuangan. Menurut Alvin, untuk membenahi kondisi entitas dari sisi finansial, manajemen mesti meningkatkan pendapatan dari sisi operasional penerbangan untuk rute internasional.

"Rute penerbangan internasional belum banyak digarap," ujar Alvin saat dihubungi pada Senin petang, 21 Januari 2020.

Padahal, kata Alvin, penerbangan untuk rute internasional ini berpotensi menambah masukan bagi perusahaan dari sisi dolar. Adapun ia menilai, Garuda Indonesia saat ini baru memaksimalkan pendapatan dari penjualan tiket penerbangan untuk rute domestik.

Berdasarkan data yang dihimpun Tempo dari laman Garuda Indonesia, perseroan tersebut telah membuka rute penerbangan internasional sebanyak 36 destinasi. Dalam penerbangan ke luar negeri, Garuda Indonesia telah menjangkau pasar Eropa, Asia, Timur Tengah, Australia, dan Amerika.

Jumlah destinasi internasional yang disediakan maskapai pelat merah ini hanya berselisih tak seberapa dengan rute domestik. Dalam data yang sama, Garuda Indonesia kini menerbangi 40 rute dalam negeri.

Selain memaksimalkan revenue atau pendapatan dari pengoperasian pesawat di rute penerbangan internasional, Alvin memandang Garuda Indonesia perlu melakukan pembaruan terhadap aset alat produksi perseroan. Ia menyebut, manajemen perlu menimbang peremajaan armada-armada lama berjenis Boieng 737 yang saat ini usianya telah memasuki 8-10 tahun.

"Ini sudah waktunya ditinjau kembali, apakah tetap akan digunakan atau diganti yang baru yang lebih efisien," ujarnya.

Dalam laporan keuangan restatement Garuda Indonesia 2018, perusahaan mencatatkan net loss atau kerugian bersih sebesar US$ 175,028 juta atau Rp 2,45 triliun dengan asumsi nilai tukar Rp 14 ribu. Laporan ini berubah dari ekspose sebelumnya yang menyatakan bahwa perusahaan itu mengalami laba sebesar US$ 5,018 juta atau RP 70,25 miliar.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

8 jam lalu

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

Alexander Marwata membantah konflik yang sedang terjadi antara Nurul Ghufron dan anggota Dewas KPK Albertina Ho tidak ada kaitan dengan pelemahan KPK.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

11 jam lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

1 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

4 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

5 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

5 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

7 hari lalu

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

16 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

17 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

Korupsi Diduga Sebabkan Harga Bawang Putih Naik, Ini Tanggapan Kementerian Perdagangan

20 hari lalu

Korupsi Diduga Sebabkan Harga Bawang Putih Naik, Ini Tanggapan Kementerian Perdagangan

Kementerian Perdagangan menanggapi dugaan korupsi di balik tingginya harga bawang putih.

Baca Selengkapnya