Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memberikan sambutan pada puncak peringatan HUT Ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 30 November 2019. Acara tersebut mengangkat tema " Peran strategis Guru dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia unggul. ANTARA
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden PT Gojek Indonesia Andre Sulistyo blak-blakan soal masa lalunya pada saat mulai bekerja bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Saat sama-sama merintis Gojek, ia mengakui pernah tidak dibayar.
"Dulu saya belum bergabung secara resmi dengan Nadiem. Dia minta saya join, join, setiap hari. Dia minta saya join karena (Nadiem) merasa enggak enak (sering) minta saran, tapi saya enggak dibayar," ujar Andre kala menjadi pembicara dalam acara Millenial Summit 2020 yang digelar di Tribrata, Jakarta Selatan, Sabtu, 20 Januari 2020.
Andre termasuk belakangan bergabung di Gojek. Ia baru masuk di perusahaan startup itu pada 2015. Sebelum secara resmi masuk ke Gojek, Andre merupakan Executive Director Northstar Group, perusahaan pengelola dana.
Northstar menanamkan sahamnya di Gojek semasa awal-awal perusahaan rintisan itu berdiri. Sebagai pemegang saham pertama, Northstar melalui Andre memiliki wewenang untuk memberikan masukan-masukan.
Menurut Andre, kala itu Nadiem acap meminta masukan yang bersifat detail. Misalnya pengadaan e-wallet atau dompet digital Gopay. Karena intens berkomunikasi, Nadiem akhirnya memberikan penawaran Andre untuk bergabung. Namun, Andre belum langsung bersedia.
"Saya bilang akan join kalau Gopay launching. That was happened dan kami jadi join," ujarnya.
Andre saat ini memimpin Gojek bersama dengan Kevin Aluwi. Keduanya menggantikan posisi Nadiem Makarim sebagai CEO. Kini, pendiri Gojek itu telah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Maju.