Isu Korupsi di Asabri, Prabowo Jamin Dana Pensiun Prajurit Aman
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 16 Januari 2020 16:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto angkat bicara soal dugaan korupsi di PT Asabri (Persero) yang mencuat belakangan ini. Ia memastikan dana pensiun bagi seluruh prajurit di perusahaan asuransi pelat merah itu tetap aman .
"Catatan paling penting buat Pak Prabowo adalah dana prajurit itu tetap aman. Jadi saya setelah baca kasus PT Asabri dengan Jiwasraya saja, itu jauh beda," kata Staf Khusus Menteri Pertahanan RI Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antara Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak di Jakarta, Kamis, 16 Januari 2020.
Dahnil menduga ada dua dimensi yang terjadi terhadap kasus Asabri. Pihaknya tidak mengetahui pasti apakah ada korupsi atau memang hanya gagal investasi. "Kalau gagal investasi kan, ini bisnis. Dan kalau gagal bisnis, bukan kriminal," ucapnya. "Cuma kalau ada korupsi tentu harus ditindak secara hukum."
Ia juga mengaku heran dengan adanya pemberitaan yang menyebut kerugian Asabri akibat dugaan korupsi mencapai Rp 40 triliun. Padahal, total aset yang dimiliki perusahaan asuransi itu hanya Rp 39 triliun.
Lebih jauh, kata Dahnil, Prabowo sangat memperhatikan nasib dana pensiun para prajurit di Asabri dan langsung dilakukan kajian. "Dana prajurit setelah kami pelajari aman, makanya Pak Prabowo sampaikan prajurit harus tetap cool. Tetap santai. Karena dana prajurit aman," ucap Dahnil.
Direktur Utama Asabri Letjen TNI (purn) Sonny Widjaja sebelumnya menjamin duit nasabah di perseroan saat ini aman. Pernyataan tersebut menyusul adanya dugaan korupsi yang mendera perusahaan tersebut baru-baru ini.
"Kepada seluruh peserta Asabri, prajurit TNI, Polri, seluruh ASN Kemenhan (Kementerian Pertahanan), dan Polri, saya tegaskan uang yang dikelola saat ini aman, tidak hilang, tidak dikorupsi," ujarnya di lantai tujuh kantor Asabri, Kamis, 16 Januari 2020.
Sonny pun menampik bahwa perseroannya sedang berada dalam kondisi kurang baik. Ia mengatakan pemberitaan yang menyebut bahwa perusahaannya tengah terpapar kasus rasuah tidak benar.
<!--more-->
Ia lantas meminta sejumlah pihak tidak terprovokasi dan tak terpengaruh berita-berita yang menurut dia salah. Selanjutnya, Sonny meminta sejumlah pihak yang ingin melontarkan pernyataan soal Asabri berbicara dengan data dan fakta yang telah terverifikasi kebenarannya.
"Hentikan pembicaraan yang cenderung tendensius yang menyebabkan kegaduhan," ucapnya. Sonny mengatakan, seumpama berita yang ia klaim gaduh itu tak berhenti, pihaknya akan menempuh jalur hukum. "Dengan menyesal saya akan menempuh jalur huku. Mari berpikir jernih dan positif," ujarnya.
Adapun Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK berencana menggelar investigasi mendalam terhadap kerugian senilai Rp 10-16 triliun yang dialami Asabri. Penyelidikan mendalam itu membutuhkan waktu sekurang-kurangnya dua bulan.
"Biasanya dua bulan. Nanti kami akan melakukan pemanggilan-pemanggilan," ujar anggota BPK, Achsaul Qosasi, saat dihubungi, Kamis, 16 Januari 2020.
Achsanul mengatakan ,temuan terhadap dugaan perkara Asabri akan menjumpai titik terang setelah BPK kelar melakukan pemeriksaan. Namun saat ini, ia masih enggan menyebut nama-nama yang akan dipanggil.
Adapun temuan awal BPK terhadap Asabri tertera dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)/Ikhtisan Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) 2017. Penelaahan data dan informasi yang terkumpul dalam laporan itu merupakan langkah awal dari rangkaian penyelidikan BPK terhadap Asabri.
Menyitir dokumen Asabri sebelumnya, perusahaan mencatatkan aset per Agustus 2019 senilai Rp 31 triliun. Jumlah tersebut merosot dibandingkan dengan aset dalam laporan keuangan terakhir yang dipublikasikan Asabri per 31 Desember 2017 senilai Rp 44,8 triliun.
BISNIS | FRANCISCA CHRISTY