Rizal Ramli Kritik Sri Mulyani soal Yield Surat Utang RI

Rabu, 15 Januari 2020 08:58 WIB

Rizal Ramli. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Kooridinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengkritik Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal imbal hasil atau yield obligasi negara Indonesia yang dinilainya terlalu tinggi. Menurut Rizal, imbal hasil yang tinggi itu merugikan rakyat.

"Ini kinerja Menkeu “Terbalik”, semakin banyak meminjam dengan yield paling tinggi ! Menkeu “Terbalik” bekerja untuk kreditor, merugikan rakyat dan bangsa Indonesia. Cc. @Jokowi," kata Rizal Ramli di akun Twitter-nya @RamliRizal, Selasa, 15 Januari 2020.

Hal itu dia sampaikan sambil mengunggah infografis yang dibuat Bisnis Indonesia. Dalam infografis itu tertulis imbal hasil atau yield obligasi Indonesia paling tinggi di Asia dengan angka 6,93 persen.

Dalam unggahan itu tertulis pasar obligasi masih berpeluang menguat sehingga membuat yield SUN tenor 10 tahun bertahan di bawah 7 persen. Sejumlah negara tetangga menawarkan yield obligasi negara di bawah Indonesia tercatat seperti Filipina 4,68 persen, Malaysia 3,28 persen dan Vietnam 3,11 persen.

Sebelumnya juga dalam akun Twitter, Rizal Ramli merespons ihwal pemerintah yang langsung tancap gas menarik utang pada awal 2020. "Tak tangung-tanggung, jumlahnya mencapai Rp 63,3 triliun. (!!!Alasan Rp menguat terhadap $). Penguatan Rupiah hasil ‘doping’ pinjaman. Utang lagi, utang lagi cerdasan dikit kek," tulis dia, Senin, 13 Januari 2020.

Padahal, menurut Rizal Ramli, ada banyak cara untuk mengurangi utang. Pertama debt-swap dengan bonds lebih murah dan tenor panjang dengan memanfaatkan momen yield negatif.

Kedua, Debt-to-Nature Swap yaitu mengurangi utang dengan konservasi. Ketiga, dengan cara asset securitization. Keempat, menaikkan tax ratio yang terendah 20 tahun. Kelima, meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Ke 5 langkah itu pernah dilakukan RR(Rizal Ramli) 2000-2001: Utang berkurang $4,5 milyar, tax ratio naik 11,5 persen, export naik 2x, ekonomi bangkit dari -3 persen jadi +4,5 persen, gaji PNS & ABRI naik 125 persen dalam 21 bulan. Pompa daya beli yang bawah, retail hidup, GINI Index terendah. Key:inovasi & berpihak," kata Rizal Ramli.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan pada 9 Januari 2020 sebelumnya mencatat kepemilikan asing dalam instrumen surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 1.071,9 triliun atau 38,8 persen dari total outstanding yakni Rp 2.762,74 triliun. Secara tahun berjalan, dana asing yang masuk ke SBN sebesar Rp 10,04 triliun dari Rp 1.061,86 triliun pada akhir Desember 2019.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan pada 9 Januari 2020 sebelumnya mencatat kepemilikan asing dalam instrumen surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 1.071,9 triliun atau 38,8 persen dari total outstanding yakni Rp 2.762,74 triliun. Secara tahun berjalan, dana asing yang masuk ke SBN sebesar Rp 10,04 triliun dari Rp 1.061,86 triliun pada akhir Desember 2019.

Kepala Riset Infovesta Utama, Wawan Hendrayana sebelumnya menilai prospek surat utang RI pada 2020 masih potensial dan menarik minat investor asing. Setidaknya ada empat alasan yang membuat investor asing mengincar obligasi negara RI.

Pertama, pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi, yakni di kisaran 5 persen. Kedua, penurunan suku bunga acuan masih terbuka pada tahun dengan bobot total hingga 50 basis poin melalui dua kali pemangkasan.

Ketiga, kondisi politik relatif stabil. Keempat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung stabil.

BISNIS

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

2 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

2 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya