Iran - AS Memanas, Eksportir Tenun Ikat Lamongan Cemas

Selasa, 7 Januari 2020 14:23 WIB

Tenun Ikat Lamongan. inacraftmall.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha tenun dan sarung ikat di Kabupaten Lamongan khawatir ekspor produksinya ke sejumlah negara di Timur Tengah merosot menyusul memanasnya hubungan Iran dengan Amerika Serikat dalam pekan ini.

Pengusaha dan perajin sarung dan tenun ikat berada di Desa Parengan Kecamatan Maduran, Lamongan. Data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamongan menyebutkan, sekitar 28 pengusaha tenun ikat dan 2.500 perajin. Mereka memproduksi sarung dan tenun ikat rata-rata di atas 200 kodi (satu kodi 20 lembar) per hari.

Menurut pengusaha sarung dan tenun ikat asal Desa Parengan, Miftakhul Khoiri, produksi tenun dan sarung ikat di daerahnya dikirim ke sejumlah kota di Indonesia seperti ke Surabaya, Malang, Semarang, Yogyakarta, Jakarta dan Bandung. Di luar itu, sarung dan tenun ikat dari Kecamatan Maduran dieksport ke sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.

Tak hanya itu, sarung dan tenun ikat juga diekspor ke sejumlah negara di Timur Tengah. Di antaranya di Saudi Arabia, dan juga di Somalia. “Kita rutin ekspor,” ujar Khoiri pada Tempo, Selasa, 7 Januari 2020.

Khoiri menyebutkan, biasanya khusus untuk ekspor ke Timur Tengah dilakukan dalam waktu satu bulan sekali sebanyak 800 kodi atau jika dirupiahkan rata-rata senilai Rp 1,8 miliar lebih. Ekspor dilakukan dengan cara lewat eksportir dari Surabaya yang kemudian dikirim ke negara di Timur Tengah.

Advertising
Advertising

Tetapi, dengan kondisi Timur Tengah sekarang ini, terjadi ketegangan antara Negara Iran dan Amerika, Khoiri khawatir angkanya merosot. ”Biasanya merosotnya sampai 60 hingga 80 persen. Tentu pasar jadi lesu,” ucapnya.

Namun, Khoiri dan para pengusaha sarung dan kain tenun di Kecamatan Maduran, jika terjadi konflik Iran-Amerika, maka pasaran produknys difokuskan di negara di Asia Tenggara. Karena, negara-negara itu reltif pasarnya masih stabil. Contohnya di Negara Brunei Darussalam. ”Kita berharapTimur Tengah tak memanas. Tapi, kalau terjadi, pasar kita alihkan ke Asia Tenggara."

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, Mohammad Zamroni mengatakan, Kecamatan Maduran, selama ini jadi sentra industri sarung dan tenun ikat. Kerajinan ini sudah berlangsung lebih dari 70 tahun lamanya.”Jadi, pengusaha di daerah itu sudah berpengalaman di pasar,” ujarnya.

Sebelumnya nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 6 Januari 2020, ditutup melemah, dipicu peningkatan ketegangan antara Amerika Serikat dengan Iran. Rupiah ditutup melemah 14 poin atau 0,1 persen menjadi di level Rp 13.944 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp 13.930 per dolar AS.

"Rupiah melemah terhadap dolar AS mengikuti sentimen negatif akibat kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan pecah perang di Timur Tengah setelah AS menewaskan jenderal berpengaruh Iran," kata Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

21 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

2 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya