Tangani Banjir, Mendagri Sarankan Pemda Pakai Silpa APBD

Minggu, 5 Januari 2020 09:41 WIB

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengunjungi posko banjir di Perum Villa Jatirasa, Jati Asih Bekasi, didampingi Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi pada Jumat 3 Januari 2020. Tempo/Halida Bunga

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyarankan pemerintah daerah menggunakan sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD untuk membiayai penanganan banjir. Pos anggaran belanja tak terduga (BTT) yang dialokasikan pemerintah daerah pun bisa digunakan.

Sebab, kata Tito, jika tidak ada pengeluaran status tanggap darurat, maka pemerintah pusat tidak bisa terlalu dalam melakukan intervensi penanganan bencana alam. Pemerintah daerah diharapkan bisa bertindak cepat melakukan penanganan bencana banjir, meski tidak ada status tanggap darurat.

Tito menyebutkan ada beberapa daerah yang Silpa-nya cukup tinggi atau signifikan. "Dari pengalaman di tiga wilayah yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten memang kita lihat anggaran untuk BTT Jawa Barat dan Banten relatif kecil,” katanya di Kantor Presiden, Jumat, 3 Januari 2020.

Meski begitu, kata Tito, untuk menggunakan Silpa tersebut, pemerintah daerah membutuhkan persetujuan legislatif atau DPRD untuk mencairkannya. Untuk itu, dia meminta DPRD bisa mempercepat pencairan Silpa tersebut sebagai sumber pembiayaan penanganan bencana alam.

Tito berharap DPRD memahami situasi masyarakat untuk mempermudah proses ini. "Jangan sampai berlama-lama. Mungkin satu hari cukup dan setelah itu dapat digunakan Silpa itu. Kemudian dicairkan dan digunakan untuk kepentingan tanggap darurat yang sedang ditunggu masyarakat,” katanya.

Advertising
Advertising

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan pemerintah terus berupaya menekan nilai kerugian akibat bencana alam, seperti banjir. "Kalau kita membangun dan kemudian rusak karena bencana alam yang bisa dikalkulasi, ini seharusnya bisa dihindari," ujar dia di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 2 Januari 2020.

Karena itu, Sri Mulyani berujar salah satu pekerjaan rumah pemerintah adalah untuk menjaga risiko dari berbagai fasilitas, baik itu perumahan, fasilitas umum, hingga infrastruktur. Ia menyebut perlunya adanya kemampuan mengantisipasi perubahan bencana alam atau pola iklim yang menyebabkan dampak besar terhadap masyarakat.

Menurut Sri Mulyani, bencana alam seperti banjir merupakan salah satu hal yang menimbulkan kerugian sangat besar. Kerugian itu bisa berupa materiil maupun jiwa. "Ini adalah sesuatu yang menjadi pembelajaran," tuturnya.

Ihwal banjir yang melanda sejumlah wilayah belakangan ini, Sri Mulyani mengatakan kementeriannya terus memantau kebutuhan logistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menangani peristiwa tersebut. Ia pun memantau Kementerian Sosial dan Pemerintah dari sisi dukungan dalam penanggulangan kasus ini.

BISNIS

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

17 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

1 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

1 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya