Luhut Pandjaitan: 2 Konsultan Asing Bantu Desain Ibu Kota Baru
Reporter
Antara
Editor
Kodrat Setiawan
Sabtu, 4 Januari 2020 07:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menyebut konsultan dari Cina dan Jepang akan terlibat dalam perencanaan desain ibu kota baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
"Ada dua konsultan asing kelas dunia yang akan bantu masalah lingkungan, desain urban (perkotaan), masalah arsitekturnya dan lain-lain," kata Luhut di Jakarta, Jumat, 3 Januari 2020.
Nantinya, kedua konsultan asing itu akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta anak bangsa dari berbagai perguruan tinggi Indonesia untuk merancang ibu kota baru. Rancangan juga akan melibatkan desain dasar dari hasil sayembara ibu kota yang baru diumumkan beberapa waktu lalu.
Menurut Luhut, tadinya ada lima konsultan asing yang rencananya ikut terlibat dalam perancangan desain ibu kota baru. Di antaranya dari Amerika Serikat, Inggris, Cina, serta Jepang.
Namun, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa cenderung untuk memilih konsultan asal Cina dan Jepang untuk disewa jasanya dalam membantu merancang ibu kota baru.
"Jadi tadi itu ada lima, ada AS, Inggris, Jepang, Cina. Tapi dua terbaik yang kami lihat. Tadi Pak Menteri Bappenas melihat beliau lebih cenderung di dua itu, Jepang dan Cina," ungkap Luhut.
Dia menegaskan konsultan asing itu nantinya hanya akan terlibat pada fase perencanaan. Sementara pendanaan, khususnya untuk fasilitas inti seperti Kantor Presiden dan gedung pemerintahan nantinya akan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Ada pun pendanaan untuk fasilitas pendukung kota nantinya bisa saja berasal dari investasi asing, termasuk dari dana yang dikumpulkan dalam format Sovereign Wealth Fund yang akan digagas Indonesia dalam waktu dekat.
"Dua-duanya, kita minta dua-duanya (terlibat). Jadi nanti ada spesialisasi dari yang Cina, ada spesialisasi yang Jepang. Nanti kita kawinkan dengan anak-anak Indonesia," katanya.
Dia berpendapat keterlibatan konsultan asing diperlukan karena pemerintah tak mau ambil risiko jika salah membangun ibu kota. Konsultan asing juga dianggap lebih berpengalaman dalam pembangunan kota baru.
Menurut dia, untuk menyewa konsultasi asing itu, pemerintah nantinya akan menyiapkan sejumlah anggaran. Sumbernya bisa berasal dari APBN atau Sovereign Wealth Fund yang akan dibentuk.
"Memangnya ada yang free of charge (gratis)? Bisa saja nanti (bentuknya) hibah, tapi per hari ini posisinya masih seperti itu (menyewa)," ujarnya.
Luhut Pandjaitan berharap persiapan desain bisa rampung tahun ini agar bisa segera dimulai konstruksinya.
ANTARA