Laporan Bank Dunia, Utang Negara Berkembang Capai Rekor Terbesar

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Jumat, 20 Desember 2019 08:51 WIB

Bank Dunia. worldbank.org

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan terbaru Bank Dunia mencatat bahwa negara berkembang telah mencapai rekor tercepat dan terbesar dalam mencetak utang dalam 50 tahun terakhir. Karena itu, Bank Dunia meminta negara-negara berkembang untuk mewaspadai datangnya ancaman krisis ekonomi.

Bank Dunia juga mencatat, pada saat yang sama dengan rekor utang tersebut, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang justru melambat. Walhasil, jika gelombang krisis ekonomi benar-benar pecah, maka dampaknya akan lebih buruk lagi karena akan menghantam perusahaan-perusahaan swasta selain pemerintah.

“Ukuran, kecepatan, dan luasnya gelombang utang terbaru harus menjadi perhatian kita semua,” kata Presiden Bank Dunia, David Malpass dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Bisnis, Jumat 20 Desember 2019.

Laporan Bank Dunia tersebut menyoroti lonjakan utang yang mencolok di negara-negara baru tumbuh dan berkembang (EMDE). “Utang mereka merupakan yang terbesar, tercepat, dan paling luas dalam 50 tahun terakhir," tulis laporan itu.

Setelah menurun selama krisis keuangan global 2008, di tengah biaya pinjaman yang sangat rendah dalam delapan tahun sejak 2010, utang negara-negara tersebut justru naik ke level tertinggi. Bahkan, rasio utang negara berkembang ini mencapai sekitar 170 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Advertising
Advertising

<!--more-->

Menurut Bank Dunia, pertumbuhan utang terbesar terjadi di Cina (setara dengan lebih dari US$20 triliun). Namun, Beijing sekaligus juga memberikan piutang besar bagi negara-negara berpenghasilan rendah.

Laporan itu juga memperingatkan bahwa gelombang utang saat ini bisa mengikuti pola historis dan berujung pada krisis keuangan di negara-negara berkambang terutama jika suku bunga melonjak atau jika ada goncangan global yang tiba-tiba.

Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional telah mengeluarkan peringatan tentang pertumbuhan utang global selama bertahun-tahun, tetapi laporan terakhir lebih tajam. Karena itu lembaga tersebut meningkatkan intensitas seruannya bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah krisis utang.

Direktur Utama IMF Kristalina Georgieva mengatakan negara-negara berkembang terutama di Afrika perlu mencapai keseimbangan yang tepat antara pengembangan pembiayaan dan tingkat utang yang dapat dikelola. IMF melaporkan, total utang global naik menjadi US$188 triliun pada akhir 2018 atau setara dengan hampir 230 persen ekonomi dunia.

BISNIS

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

5 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

12 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

23 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

2 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya