Edhy Prabowo Usul Lobster Dewasa Sebagian Dilepas ke Alam

Senin, 16 Desember 2019 22:04 WIB

Petugas menunjukkan lobster yang sedang bertelur hasil penggagalan ekspor ke luar negeri di konservasi pantai Karanantu, Serang, Banten, 12 Februari 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan kementeriannya tengah mengkaji agar di masa depan lobster tidak habis karena kerap ditangkapi masyarakat. Caranya adalah dengan membesarkannya di dalam negeri dan memberikan persyaratan agar lobster itu sebagian dikembalikan lagi ke alam.

"Kenapa tidak ada upaya agar pembesar lobster ini mengembalikan kembali lobster yang dia besarkan, enggak usah yang besar banget, yang dewasa untuk dilepas di alam. Misalnya 2,5 atau dua persen," ujar Edhy di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin, 16 Desember 2019.

Dengan dua persen saja lobster itu dikembalikan ke alam, Edhy meyakini populasi lobster besar di alam akan meningkat dari kebiasaan umumnya di alam. Berdasarkan penelitian, ia mengatakan kalau benih lobster dibiarkan secara natural di alam, hanya 1 persen yang bisa tumbuh menjadi lobster dewasa. "Dengan cara restocking anda kembalikan 2,5 bahkan 5 persen ke alam. Ini dikaji."

Edhy memang berharap Indonesia nantinya bisa membesarkan lobster sendiri di Tanah Air. Pasalnya, Indonesia adalah penghasil benih lobster terbanyak di dunia. Benih itu pun tersebar di banyak wilayah di dalam negeri.

"Kenapa kita tidak berpikir untuk melakukan pembesaran sendiri saja?" Ujar Edhy. Ia mengatakan pembesaran lobster ini adalah peluang besar untuk perekonomian Indonesia, apabila dilakukan.

Advertising
Advertising

Belum lagi, Indonesia, tuturnya, memiliki banyak tempat dari Sabang sampai Merauke untuk membesarkan lobster. Indonesia juga memiliki teluk panjang layaknya Vietnam yang telah terlebih dahulu melakukan pembesaran lobster. "Kenapa kita tidak mau mulai?"

Untuk merealisasikan cita-cita itu, Edhy berjanji pemerintah akan mencari jalan keluar atas segara permasalahan yang dihadapi para pembesar lobster. Ia siap berkomunikasi dengan kementerian lain terkait untuk memfasilitasi pembesaran lobster tersebut.

"Itu tugas kami untuk berkomunikasi, jangan pernah ragu. Kami yakin berkomunikasi dengan kementerian terkait, tidak ada ada masalah," kata Edhy. Meski demikian, selagi infrastruktur tersebut belum siap, ia mengkaji pembukaan keran ekspor benih lobster sebagai solusi sementara. "Harus ada jalan keluar karena ini (ekspor benih lobster) sudah terhenti cukup lama. Tapi, harus ada cara jangan sampai lingkungan terganggu."

Namun, Edhy berencana memberlakukan aturan kuota untuk ekspor benih lobster, selayaknya pernah diterapkan pada komoditas lain. "Untuk membesarkan sendiri kan harus dibangun infrastrukturnya. Sambil menunggu ini, kita kasih kuota sampai waktu tertentu boleh ekspor. Kan banyak komoditas lain yang dilakukan seperti itu, pasir besi, nikel," ujar Edhy.

Ia mengatakan kebijakan ekspor benih lobster itu dilakukan selama Indonesia masih belum bisa membesarkannya sendiri. Sementara, untuk membesarkan lobster diperlukan infrastruktur. "Sama seperti untuk pasir besi dan nikel, awalnya boleh diekspor tapi pengusaha harus membuat refinery," tuturnya. Meski demikian rencana tersebut masih dalam taraf kajian.

Belakangan rencana Edhy itu memang menimbulkan pro kontra di masyarakat. Salah satunya muncul dari Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang getol menyuarakan penolakan ekspor bibit lobster. Hal itu dia sampaikan melalui akun Twitternya @susipudjiastuti.

Dia mengatakan lobster belum bisa di-breeding in house atau budidaya ternak. Semua bibit lobster saat ini, kata dia, berasal dari alam. "Negara lain yang punya bibit tidak mau jual bibitnya. Kecuali kita, karena bodoh," kata Susi di Twitter, Jakarta, Jumat, 13 Desember 2019.

Menurutnya, budidaya lobster di Vietnam hanya membesarkan, tidak ternak secara langsung. "Dan hanya dari Indonesia mereka bisa dapat (bibit), lewat singapura atau yang langsung," ujarnya.

Susi mengatakan lobster yang bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah hanya karena ketamakan menjual bibit. Bahkan, kata dia, ada yang menjual bibit dengan harga tidak sampai satu per seratus dari harga pasaran di luar negeri. "Astagfirullah, karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dari-Nya," kata dia.

Menurut dia, satu ekor bibit lobster mutiara dijual seharga Rp 100 ribu sampai maksimal Rp 200 ribu. Kalau sudah besar satu ekor misalnya jadi 800 gram dikalikan harganya Rp 5 juta per kilogram, maka yang satu ekor tadi jadi Rp 4 juta. Dengan begitu ada nilai keuntungan kali lipatnya.

CAESAR AKBAR | HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

1 hari lalu

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

Trenggono menjelaskan alasannya menggandeng negara tetangga, Vietnam untuk budi daya benih lobster. Trenggono telah membuka keran ekspor benur.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

1 hari lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Ministry of Marine Affairs and Fisheries Reopen Export of Lobsters Larvae for Vietnam

8 hari lalu

Ministry of Marine Affairs and Fisheries Reopen Export of Lobsters Larvae for Vietnam

Ministry of Marine Affairs and Fisheries has allowed the resumption of lobster larvae exports. The cultivation must be in Vietnam.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

8 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Demi Lobster Kawan Vietnam

9 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Buka Lagi Ekspor Benur, Investor Bisa Budidaya di Luar Negeri

14 hari lalu

Pemerintah Buka Lagi Ekspor Benur, Investor Bisa Budidaya di Luar Negeri

Sakti Wahyu Trenggono menerbitkan Permen KKP Nomor 7 Tahun 2024 yang membuka ekspor benur buat investor budidaya.

Baca Selengkapnya

Ledakan Amunisi Usang di Gudang Enam

29 hari lalu

Ledakan Amunisi Usang di Gudang Enam

Sebanyak 65 ton peluru dan granat di gudang amunisi milik Kodam Jaya TNI Angkatan Darat di Desa Ciangsana, meledak pada Sabtu malam lalu.

Baca Selengkapnya

KKP Usulkan Harga Patokan Benur Rp 8500 Per Ekor, Ekspor Jadi Dibuka?

17 Februari 2024

KKP Usulkan Harga Patokan Benur Rp 8500 Per Ekor, Ekspor Jadi Dibuka?

Harga patokan benur menurut KKP sudah berdasarkan sejumlah variabel seperti biaya produksi dan UMR.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

8 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menolak keras rencana pemerintah membuka kembali keran ekspor benih lobster atau benur.

Baca Selengkapnya

Tidak Hanya Ikan, Menteri KKP Sebut Rumput Laut Hingga Lobster Juga Investasi Menggiurkan

5 Februari 2024

Tidak Hanya Ikan, Menteri KKP Sebut Rumput Laut Hingga Lobster Juga Investasi Menggiurkan

Tidak hanya ikan, Menteri KKP menyebut rumput, tilapia, kepiting hinggal lobster merupakan Komoditas yang menggiurkan untuk dikembangkan pasarnya.

Baca Selengkapnya