Pasar Lemah karena Perang Dagang, Pengamat: Saatnya Beli Saham

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Minggu, 8 Desember 2019 04:01 WIB

Tamu undangan Penghargaan Galeri Investasi BEI 2019 menggunakan pakaian daerah saat melihat pergerakan saham melalui tablet di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 28 November 2019. Pertumbuhan jumlah investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mencatatkan rekor baru di tahun ini sebesar 237.747 single investor identification (SID) per 28 November 2019. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Di saat pasar lesu akibat perang dagag Amerika Serikat vs Cina tak kunjung reda, pengamat pasar modal sekaligus Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, inilah saat yang tepat untuk membeli saham. Ia menyarankan investor untuk membeli saham pada harga terendahnya atau buy on weakness (BOW).

Hans bahkan memperkirakan masalah perang dagang Amerika Serikat dan Cina masih terus berlanjut dengan beberapa pertimbangannya dari isu-isu global. "Investor kami rekomendasikan BOW ketika pasar melemah," kata dia melalui keterangan tertulis, Sabtu, 7 Desember 2019.

Akibat faktor global serta ditambah isu domestik yang mempengaruhi pasar, Hans Kwee menurunkan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun ke level 6.220. Kemudian ia memprediksi harga saham gabungan dalam negeri bergerak pada level 6.131 sampai 6.095 dan resistance di level 6.200 sampai 6.250.

Hans Kwee menjelaskan, prediksi itu berdasarkan pada permasalahan Amerika Serikat yang ikut campur dalam demonstrasi Hong Kong. Sehingga hal tersebut disinyalir akan menggagalkan negosiasi perang dagang dengan Cina.

"Wall Street Journal menunjukkan bahwa para pejabat di Beijing memilih memisahkan geopolitik dari perdagangan, dan tidak melihat berlakunya RUU Hong Kong secara langsung merugikan perkembangan perjanjian fase satu," ungkap dia.

Hans memprediksi, pekan depan pun pasar masih menanti kejelasan negosiasi perang datang Cina dan AS. Apalagi, kedua negara punya waktu kurang dari tujuh hari untuk mencapai kesepakatan perdagangan fase pertama, sebelum tarif tambahan 15 persen senilai US$ 156 miliar diterapkan oleh Negeri Paman Sam.

"Artinya AS akan tetap mengenakan tarif atas produk Cina pada 15 Desember biarpun ada gencatan perdagangan fase pertama," ungkapnya.

Sehingga, Hans memperkirakan pasar juga masih akan memantau perkembangan AS. Dengan demikian, pergerakan saham pun diprediksi belum akan melonjak drastis.

Berita terkait

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

6 jam lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama hari ini, menutup sesi di level 7,082.9 atau -0,22 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

2 hari lalu

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

Dinamika kebijakan Bank Sentral Amerika diprediksi masih memberi pengaruh pada penurunan IHSG pekan depan

Baca Selengkapnya

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

5 hari lalu

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM) akan membagikan dividen Rp 3,08 triliun.

Baca Selengkapnya

Laporkan Kinerja 2023, Laba Bersih Jasa Marga Capai Rp 6,8 Triliun

6 hari lalu

Laporkan Kinerja 2023, Laba Bersih Jasa Marga Capai Rp 6,8 Triliun

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. atau JSMR melaporkan kondisi kinerja perseroan selama tahun 2023 dengan laba bersih mencapai Rp 6,8 triliun.

Baca Selengkapnya

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

6 hari lalu

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

PT TIMAH Tbk melakukan perombakan direksi melalui RUPST. Berharap bisa memperbaiki bisnis perusahaan.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

7 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama Rabu, 8 Mei 2024, menutup sesi pertama di level 7,097,7.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

7 hari lalu

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

Tren harga beberapa saham besar menurun, investasi di reksa dana saham pun terdampak.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

8 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

IHSG ditutup di level 7.128,7 atau turun 0,09 persen dibanding kemarin.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

9 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya