Daftar Tunggu Panjang, Akumulasi Dana Haji Capai Rp 122 Triliun
Jumat, 6 Desember 2019 14:18 WIB
TEMPO.CO, Makassar - Panjangnya "waiting list" atau daftar tunggu haji di Indonesia menyebabkan akumulasi dana haji yang terhimpun hingga 2019 sudah mencapai Rp122 triliun. Setiap tahunnya, rata-rata terdapat tambahan dana haji sebesar Rp10 triliun.
"Sedangkan dana optimalisasi dari total dana haji yang diterima melalui bank-bank syariah sekitar Rp1,3 triliun," kata Anggota Badan Pelaksana Bidang SDM dan Pengadaan, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Rahmat Hidayat di Makassar, Jmuat 6 Desember 2019.
Ditemui di sela-sela Sosialisasi Pengelolaan Keuangan Haji Bidang Pengembangan, Rahmat mengatakan bahwa dana haji yang dikelola ini bekerja sama dengan Perbankan Syariah yang sekitar 30 persen-50 persen dana haji ditempatkan di perbankan syariah di Indonesia.
Dalam perkembangannya, ekonomi keuangan syariah di Indonesia telah memasuki fase up-trend yang direspons positif oleh pasar. Hal ini didukung dari inisiatif program perbankan syariah yang berbasis digital hingga sistem pembayaran berbasis syariah. "Tabungan dana haji sudah berdiri 1963 dalam konteks tabuhan haji, ini saudara tua BPKH, sementara BPKH baru efektif pada Juli 2017 jadi masih muda," kata Rahmat.
Berbeda dengan pengelolaan dana haji di Malaysia yang sejak awal sudah dikelola dengan membangun bank syariah, lanjut dia, Indonesia sedang mencari format yang tepat dalam pengelolaan yang lebih efektif dan efisien.
Dia mengatakan, instrumen pengelolaan tabungan haji di Malayasia itu sudah luar biasa, sementara di BPKH baru belajar untuk memenuhi kebutuhan jamaah haji dan juga untuk pengelolaan kemaslahatan umat.
Dari segi jumlah daftar tunggu, di Malaysia mencapai 113 tahun, sedang di Indonesia berkisar 7 - 40 tahun. Namun, dari segi jumlah, daftar tunggu di Indonesia 10 kali lipat dari jumlah daftar tunggu di Malaysia.
Pada kesempatan yang sama Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Makassar Sultan Suhab mengatakan, pengelolaan dana haji membutuhkan analisis-analisis akademis. Dengan adanya format yang jelas, lanjut dia, diharapkan motivasi awal pengumpulan dana haji untuk ibadah, jelas pemanfaatannya dan masyarakat tidak bertanya-tanya ataupun keberatan.
ANTARA