Soal Jiwasraya, Delapan investor Asing Ikuti Proses Uji Tuntas
Reporter
Ghoida Rahmah
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 19 November 2019 14:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Upaya penyelamatan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) kini memasuki babak baru. Setelah mendapatkan restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendirikan anak usaha yang bernama Jiwasraya Putra, perseroan mulai melakukan pencarian mitra investor strategis guna mendapatkan kebutuhan dana segar. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan otoritas mendorong upaya penyehatan tersebut dan akan mengawasi setiap perkembangan yang terjadi.
“Kami kasih waktu, kami minta mencari investor, karena untuk mencarinya memang tidak gampang,” kata Wimboh, dalam rapat bersama Komisi Keuangan DPR, di Jakarta, Senin 18 November 2019.
Ihwal rencana pencarian investor strategis tersebut, Anggota Komisi Keuangan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah mengatakan dewan telah menyetujuinya dan memberikan kesempatan kepada manajemen Jiwasraya serta Kementerian BUMN untuk melakukan upaya restrukturisasi. “Dewan berkenan kalau investor swasta masuk, mau itu lokal asing, asal dengan satu syarat yaitu ketika masuk bawa cash in hand tunai,” ujar dia.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan saat ini telah ada delapan investor yang berminat menyuntikkan modal pada Jiwasraya Putra, dan tengah menjalani tahap uji tuntas (due diligence). “Delapan investor itu asing semua,” katanya.
Berdasarkan dokumen yang disampaikan manajemen Jiwasraya pada dewan pada rapat tertutup Kamis, 7 November 2019, skema investor strategis ini diharapkan mampu menghasilkan dana hingga Rp 5 triliun untuk membantu likuiditas dan solvabilitas Jiwasraya. Namun, dana tersebut diprediksi tak dapat mencukupi total kebutuhan dana Jiwasraya yang diproyeksikan mencapai 32,89 triliun untuk memperbaiki kinerja keuangannya.
Kartika membenarkan jika Jiwasraya tak bisa mengandalkan pendanaan yang hanya bersumber dari skema investor strategis melalui Jiwasraya Putra. “Anak usaha itu hanya bagian kecil, secara size tentunya tidak cukup untuk menutup semuanya,” ucap dia.
Adapun Jiwasraya Putra merupakan perusahaan patungan yang didirikan Jiwasraya dengan menggandeng empat BUMN lain sebagai pemegang saham, yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Seluler, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
<!--more-->
Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hexana Tri Sasongko menjelaskan pada awal pendirian Jiwasraya Putra pada awal September lalu, keempat BUMN lainnya tak menyetor dana tunai seperser pun. “Tidak ada yang setor cash kecuali kami, jadi nanti alurnya Jiwasraya akan melepas sahamnya kepada strategic partner sehingga memperoleh dana,” katanya kepada Tempo.
Jiwasraya Putra ke depan akan diplot untuk bisa menjual berbagai produk milik Jiwasraya maupun produk baru yang dimiliki. Selain itu, anak usaha Jiwasraya itu juga dimungkinkan untuk memanfaatkan basis data nasabah serta jaringan distribusi dari empat perusahaan BUMN tersebut. “Jadi ini totally perusahaan baru, jadi nilainya dari komitmen bisnis baru kepada captive market dengan berdasarkan distribution agreement,” ujar Hexana. “BUMN lain tetap di dalam Jiwasraya Putra dan akan menikmati fee based income serta dividen.”
Dia menambahkan perusahaan pun akan beroperasi efektif setelah mendapatkan mitra investor yang kuat sesuai kriteria yang diharapkan.
Salah satu entitas asing yang dikabarkan berminat menjadi investor strategis Jiwasraya adalah perusahaan asuransi asal Hongkong, FWD Life. Namun, ketika Tempo mencoba mengkonfirmasi hal ini, juru bicara FWD Life menolak untuk berkomentar.
Pengamat asuransi / Arbiter Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI), Irvan Rahardjo mengatakan penyelamatan Jiwasraya harus diprioritaskan mengingat berpotensi berdampak sistemik pada sistem keuangan. “Dampaknya kalau dibiarkan adalah runtuhnya kepercayaan masyarakat bukan saja terhadap industri asuransi nasional, namun kepada industri keuangan secara keseluruhan,” katanya.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya memastikan jika upaya penyelamatan Jiwasraya masuk dalam agenda prioritasnya sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo. “Kami dalam waktu dekat berfokus menyelesaikan Jiwasraya, selain itu juga Krakatau Steel, Aramco, dan kereta cepat.”