UMK Terlalu Berat, Industri Sepatu Banten Relokasi ke Jateng

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Kamis, 14 November 2019 08:43 WIB

Pekerja tengah menyelesaikan pembuatan sepatu, di kawasan Setiabudi, Jakarta, 5 Maret 2018. Pada tahun 2017, industri alas kaki nasional mencatatkan nilai ekspor sebesar 4,7 miliar dollar AS atau naik 2 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 4,6 miliar dollar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri Anom menyampaikan bahwa sejumlah industri sepatu di Banten tengah melakukan proses relokasi usaha ke beberapa daerah di Jawa Tengah. Industri terpaksa merelokasi usahnya karena tidak mampu bertahan atas tingginya Upah Minimum Kabupaten (UMK) dan kewajiban membayar Upah Minimum Sektoral (UMSK).

“Banten dirasa sudah kurang kompetitif. Salah satu yang memberatkan adalah UMK plus UMSK, di mana untuk alas kaki di Banten itu, selain kita diminta memenuhi UMK, kita ditambah lagi beban UMSK yang jumlahnya variatif Rp50.000-Rp100.000 per orang per bulan. Bayangkan kalau ada 50.000 pekerja,” kata Firman dihubungi di Jakarta, Kamis 13 November.

Firman memaparkan industri sepatu di Banten harus membayar Rp 4,1 juta/orang/bulan untuk memenuhi kewajiban UMK dan UMSK. Sementara di Jawa Tengah, UMK saat ini masih di bawah Rp 2 juta per bulan.

Menurut Firman, saat ini sudah ada 25 industri sepatu yang mulai investasi di Jawa Tengah dan sebagian besar ini berasal dari Banten. "Mereka menanamkan investasinya ke berbagai daerah seperti Majalengka, Cirebon, Brebes, hingga Temanggung dan Salatiga,” ungkap Firman.

Dengan demikian, pabrik-pabrik tersebut memasuki masa transisi, di mana pabrik di Jawa Tengah mulai melakukan perekrutan 1.000-2.000 pekerja pada tahap awal. Sebaliknya, sementara pabrik di Banten mulai dikurangi jumlah karyawannya.

Advertising
Advertising

Selagi melakukan perekrutan pekerja di Jawa Tengah, Firman menyampaikan bahwa pabrik-pabrik tersebut juga tengah melihat kondisi usaha di Banten. “Kalau memang semakin tidak menguntungkan, ya proses utamanya di Banten akan digeser ke Jawa Tengah dan yang di Banten semakin lama semakin kecil. Karena relokasi ini membuat kapasitas produksi pabrik tetap,” tukas Firman.

Firman meyakini relokasi yang dilakukan dapat membuat industri sepatu akan lebih efisien. Dengan demikian, ongkos produksi bisa dipangkas, yang pada akhirnya harga produk yang dihasilkan bisa turun dan lebih kompetitif.

Kendati demikian, pelaku industri juga masih menghadapi beberapa kendala di Jawa Tengah, di antaranya adalah soal ketersediaan tenaga kerja yang terampil. Artinya, perusahaan masih perlu memberi pelatihan keterampilan hingga melatih untuk beradaptasi dengan kultur perusahaan untuk para calon pekerja.

Saat ini, kata Firman, industri sepatu Indonesia yang padat karya telah menjadi bagian dari rantai pasok global, sehingga mau tidak mau harus bersaing secara global. Pesaing Indonesia saat ini adalah Vietnam, Cina, dan Kamboja, yang mulai menunjukkan eksistensinya saat ini.

ANTARA

Berita terkait

Srikandi PLN Beri Pelatihan Dasar Hukum Bisnis

44 hari lalu

Srikandi PLN Beri Pelatihan Dasar Hukum Bisnis

PT PLN (Persero) menyelenggarakan pelatihan dasar hukum berbisnis kepada pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Binaan PLN.

Baca Selengkapnya

Sambut Ramadan, PLN Tebar Promo Tambah Daya Listrik di Bulan Berkah

45 hari lalu

Sambut Ramadan, PLN Tebar Promo Tambah Daya Listrik di Bulan Berkah

Promo ini menjadi salah satu langkah hemat pelanggan untuk menyambut bulan Ramadan 2024.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Harap UMK Purbalingga Cepat Naik

7 Februari 2024

Bamsoet Harap UMK Purbalingga Cepat Naik

Situasi menjelang pemilu turut mempengaruhi persentase kenaikan umah minimum kabupaten/kota.

Baca Selengkapnya

Bertemu Prabowo, Warga Batam Minta Lapangan Kerja dan Kenaikan Upah

14 Januari 2024

Bertemu Prabowo, Warga Batam Minta Lapangan Kerja dan Kenaikan Upah

Ribuan relawan Prabowo Subianto antusias mengikuti acara silaturahmi bersama relawan, di Temenggung Abdul Jamal, Kota Batam, Sabtu, 13 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Kementerian Investasi Permudahan Pelaku UMK Memperoleh SPP-IRT

13 Desember 2023

Kementerian Investasi Permudahan Pelaku UMK Memperoleh SPP-IRT

Dalam gelaran yang dilaksanakan di Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan tersebut, pelaku UMK Perseorangan bisa langsung mengajukan Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (PB UMKU) melalui sistem OSS Berbasis Risiko.

Baca Selengkapnya

Ketahui Perbedaan UMK dan UMR dalam Sistem Pengupahan

5 Desember 2023

Ketahui Perbedaan UMK dan UMR dalam Sistem Pengupahan

Ketahui perbedaan UMK dan UMR dalam sistem pengupahan supaya tidak tertukar. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Daftar UMK Jawa Barat 2024 Tertinggi dan Terendah, Buruh: UMK Tidak Sesuai Harapan

4 Desember 2023

Daftar UMK Jawa Barat 2024 Tertinggi dan Terendah, Buruh: UMK Tidak Sesuai Harapan

Kota Banjar jadi daerah UMK paling rendah di Jawa Barat, daerah mana yang paling tinggi? Bagaimana respons buruh?

Baca Selengkapnya

Dosen Ekonomi Syariah UM Surabaya Sebut Kenaikan UMK Bisa Tingkatkan Produktivitas

4 Desember 2023

Dosen Ekonomi Syariah UM Surabaya Sebut Kenaikan UMK Bisa Tingkatkan Produktivitas

Kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK) disebut berdampak pada meningkatnya kesejahteraan dan mendorong produktivitas.

Baca Selengkapnya

Apindo Lega UMK Kota Bekasi 2024 Naik Rp 185 Ribu

2 Desember 2023

Apindo Lega UMK Kota Bekasi 2024 Naik Rp 185 Ribu

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bersyukur UMK Kota Bekasi 2024 naik Rp 185 ribu menjadi Rp 5.343.430.

Baca Selengkapnya

Gubernur Kepri Tetapkan UMK, Upah Batam Tembus Rp 4.6 Juta

2 Desember 2023

Gubernur Kepri Tetapkan UMK, Upah Batam Tembus Rp 4.6 Juta

Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) se-Provinsi Kepulauan Riau untuk tahun 2024.

Baca Selengkapnya