TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengatakan beberapa investor asing sudah menjalin komunikasi dengan asosiasi. Para pemodal asal Taiwan sudah menanyakan peluang dan sejumlah kemudahan yang bisa didapatkan bila berinvestasi di Indonesia.
"Beberapa investor Taiwan sudah mulai cari-cari ke sini. Itu mungkin satu peluang," ujar Firman seperti dilansir kepada Bisnis, Ahad 3 November 2019.
Melihat peluang ini, Firman menilai potensi hadirnya investor baru di sektor industri sepatu alas kaki dinilai masih terbuka. Kehadiran pemodal baru pun dinilai memungkinkan produsen alas kaki nasional untuk bersaing dengan Vietnam guna merebut pangsa global.
Firman mengatakan, para investor dari Taiwan itu mencari alternatif negara tujuan investasi. Pasalnya, saat ini Vietnam sudah cukup padat dengan aliran investasi dari berbagai negara.
"Dalam konteks perang dagang, selama beberapa bulan ini faktanya kita belum mampu menyerap potensi dari perang dagang. Yang paling menikmati adalah Vietnam," ujar Firman.
Pada semester I/2019, Firman mengatakan ekspor sepatu atau alas kaki nasional anjlok dengan penurunan terbesar ke Eropa, yakni hingga 25 persen dibandingkan semester I/2018. Ia menilai ada dua faktor yang bisa mempengaruhi realisasi tersebut. Pertama, ketatnya persaingan dengan Vietnam yang industrinya terus meningkat pesat. Kedua, terjadi penurunan permintaan, terutama dari negara-negara Eropa.
Dia mengatakan, Aprisindo cenderung melihat kondisi itu terkait dengan persaingan dengan Vietnam. Pasalnya, ekspor Vietnam pada periode yang sama meningkat signifikan. "Kemarin memang kita tidak bisa mengambil dari Vietnam, tapi ke depan bisa. Vietnam sudah crowded, tenaga kerja bahkan mereka ambil dari Kamboja," kata Firman.
Oleh karena itu, bila investor Taiwan jadi masuk ke Tanah Air, dia meyakini Indonesia bisa mulai bersaing dengan Vietnam untuk merebut pasar ekspor. Selama ini, kata Firman, Vietnam cukup dominan memanfaatkan peluang yang terbuka akibat perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina.