Bertemu Mendag AS, Luhut: Jangan Lihat Cina atau Amerika

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Rabu, 6 November 2019 17:08 WIB

Luhut Binsar Pandjaitan tiba di Kompleks Istana Kepresidenan jelang pengumuman resmi menteri Kabinet Jokowi Jilid II, Jakarta, 23 Oktober 2019. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menggelar pertemuan dengan Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Wilbur Ross di kantor Kemenko Maritim dan Investasi. Pertemuan itu membahas masalah investasi dan perdagangan kedua negara.

Luhut mengatakan, diskusinya dengan Mendag Amerika Serikat telah berjalan baik, dan semua diterima tanpa ada hambatan. "Jadi saya kira sekarang ini harus kita lihat jangan lihat Cina, jangan lihat Amerika, sekarang semua dunia itu sudah mulai terintegrasi," ujar Luhut di kantornya, Rabu 6 November 2019.

Sebelumnya, sempat muncul kekhawatiran bahwa kedekatan hubungan ekonomi Indonesia-Cina akan membuat AS memusuhi Indonesia, mengingat kedua negara dengan ekonomi terbesar itu sedang terlibat perang dagang. Namun ternyata, pemerintah Amerika Serikat tetap menganggap Indonesia sebagai mitra yang sangat penting bagi negaranya kendati pemerintahan Presiden Jokowi cukup mesra dengan Beijing.

“Masih ada banyak peluang dan bisnis bagi pihak swasta di negara seperti Indonesia,” kata Under Secretary for Economic Growth, Energy, and Environment, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Keith Krach dalam konferensi pers di ajang Indo-Pacific Business Forum (IPBF) di Bangkok, Thailand, Senin, 4 November 2019.

Luhut pun mengklaim bahwa pertemuannya dengan Mendag AS berjalan hangat dan pihak Amerika mengapresiasi keterbukaan pemerintah Indonesia sekarang.

"Tadi pertemuan dengan Wilbur Ross berlangsung sangat baik kita banyak ketawa-ketawa, tapi substansinya juga semua tercover dengan baik. Dia memberikan apresiasi terhadap keterbukaan pemerintah sekarang ini dan begitu cepatnya dalam memberikan respons," kata Luhut.

Pertemuan dengan Wilbur Ross itu juga dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Wakil Menteri Luar Negeri Mehendra Siregar. Adapun Mendag AS membawa 25 bos perusahaan asal negeri Abang Sam seperti Honeywell, Tesla, Qualcomm, dan Citibank.

Luhut mengatakan, telah mengajak beberapa perusahaan otomotif seperti Tesla, Volks Wagen, Mercedez, dan BMW, serta perusahaan lithium baterai CATL (Contemporary Amperex Technology) untuk ikut invetasi dalam sektor baterai. Karena, larangan ekspor nikel mentah atau ore sudah mulai diberlakukan 1 Januari 2019 sehingga produsen baterai harus membuat pabrik di Indonesia.

"Jadi semua terkoneksi, tadi pagi kita bicara bagaimana produksi Freeport bisa smelting asam sulfatnya bisa digunakan di Morowal. Sehingga (pembuatan) produk turunanya bisa berkembang di Indonesia," kata Luhut.

Luhut mengatakan, pabrik pengolahan nikel di Morowali, Sulawesi Selatan, sudah mulai tampak hasilnya. Kini, Indonesia menjadi salah satu rantai pasokan global produk olahan nikel. "Jadi kita kita harus terbuka dengan foreign direct invesment dan tidak menutup diri," kata dia.

EKO WAHYUDI | FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

2 jam lalu

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membukukan realisasi investasi senilai Rp 401,5 triliun pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

3 jam lalu

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

Sinar Mas Land melalui Digital Hub berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan ekosistem startup digital potensial di Indonesia melalui gerakan Digital Hub Next Action (DNA).

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

9 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

19 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya