TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan keberatannya atas penerapan bea masuk impor baja asal Indonesia di Cina. Saat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, Luhut langsung meminta Beijing untuk meringankan atau bahkan menghapus bea masuk impor produk baja asal Indonesia.
Dalam pertemuan singkat di sela China International Import Expo (CIIE) yang berlangsung pada 5-10 November tersebut, Luhut dan Presiden Jinping membicarakan kondisi terakhir eskpor Indonesia. Indonesia berharap bisa meningkatkan ekspornya ke Cina karena negara itu memiliki pasar yang massif dengan penduduk yang mencapai 1,4 miliar orang.
Baca Juga:
“Terutama ekspor buah-buahan tropis seperti nanas, lalu sarang burung, ekspor kelapa sawit juga masih bisa kita tingkatkan. Lalu ada olahan-olahan produk hilirisasi seperti nickel ore, tembaga, timah, bauksit dan banyak lagi. Presiden Xi tadi berjanji untuk meningkatkan investasi negaranya di bidang teknologi,” kata Luhut seperti dilansir Bisnis, Rabu 6 November 2019.
Selain dengan Cina, pada kesempatan itu Luhut juga bertemu dengan perwakilan pebisnis dari AS dalam rangka membicarakan isu yang sama. Pengusaha asal AS yang menjadi pemasok baja ke AS dari Indonesia menyampaikan permasalahan mereka yakni adanya bea masuk sebesar 25 persen atas produk baja yang mereka suplai.
“Besok dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan Wilbur Ross, saya akan sampaikan hal ini dan minta kebijakan AS untuk memberi keringanan,” janji Menko Luhut.
Baca Juga:
Luhut menerangkan, bahwa kebijakan pengenaan bea masuk tersebut cukup memberatkan karena produk baja yang dikenai bea masuk diproduksi di daerah terpencil dan masyarakat pun terkena dampak dari pengenaan bea tersebut.
“Hanya Jepang, Korea Selatan dan Turki mendapat pengecualian tarif masuk ini. Kita kan negara berkembang tentu ini menyulitkan bagi Indonesia,” kata Luhut.
BISNIS