Proyek Konstruksi Didominasi BUMN, Ini Dampaknya ke Swasta

Selasa, 5 November 2019 06:27 WIB

Pengunjung melihat stan yang mengikuti pameran Indonesia Infrastruktur Week (IIW) 2018, yang diselenggarakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, 1 November 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Proyek pembangunan konstruksi yang kini masih didominasi oleh Badan Usaha Milik Negara atau BUMN dikeluhkan para perusahaan swasta. Sebab, perusahaan swasta pada akhirnya hanya mendapat bagian sebagai sub kontraktor dari proyek sisa BUMN itu, akhirnya berimbas pada pembayaran proyek itu.

Wakil Ketua Umum V Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) La Ode Saiful Akbar menjelaskan, sebetulnya pemerintah telah melakukan kampanye bahwa BUMN hanya mengerjakan proyek konstruksi di atas Rp 100 miliar.

"Oke benar, realisasinya BUMN mengerjakan di atas Rp 100 miliar, tapi itu induk BUMN. Anak perusahaan, cicit BUMN, itu mengerjakan yang Rp 100 miliar ke bawah. Akhirnya kita pengusaha nasional gak dapet apa-apa," tutur La Ode di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 4 November 2019.

La Ode menjelaskan karena para pengusaha swasta hanya mendapatkan bagian sebagai subkontraktor dari proyek sisa BUMN. Namun, pembayaran untuk kerja sama tersebut sangat lama.

Walhasil, kata La Ode, sehingga mengakibatkan para pengusaha harus meminjam modal kepada perbankan, dan terlambat melunasi utang. "Ketika kita dapat subkontraktor dari BUMN, pembayaran dari BUMN paling cepat tiga bulan. Kadang bisa enam bulan."

Advertising
Advertising

Jika diteruskan, menurut La Ode, fenomena ini semacam monopoli yang akhirnya membuat para pengusaha swasta yang bergerak di bidang konstruksi ini jadi banyak yang berhenti. Ia berharap bank bisa langsung menyentuh kepada pengusaha UMK Konstruksi. "Dia tidak melalui BUMN tapi melalui pemerintah, bisa pusat atau daerah. Biasanya yang di bawah 50 M itu dari pemerintah daerah," ujarnya.

Namun, bunga yang diberikan bank acapkali tinggi untuk para pengusaha swasta hingga mencapai 13 persen bunga yang acap kali tidak masuk kepada pengusaha kecil. "Kita pengusaha konstruksi mengerjakan proyek paling lama 8 bulan. Tapi bunga yang kita dapat ;(ari perbankan itu bisa 12-13 persen setahun, pengusaha tidak masuk," ucap La Ode.

Walaupun realisasi penyaluran kredit tinggi terjadi di sektor bisnis jasa konstruksi yang tumbuh sekitar 26,2 persen atau setara Rp 356 triliun. Akan tetapi, masalah yang mendasar adalah penyebab utama tingginya rasio NPL (non performing loan) pada sektor ini.

"Sekarang tumbuh 26,2 persen atau setara dengan Rp 351,1 triliun. Di satu sisi juga kredit KNK sektor konstruksi tumbuh 19,2 persen atau setara Rp 235,4 Triliun. Tapi kenapa justru NPL meningkat?" kata La Ode.

Berita terkait

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

11 jam lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

3 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Hunian Modular Berkelanjutan Dibangun di Kawasan Inti IKN, Apa Keunggulannya?

3 hari lalu

Hunian Modular Berkelanjutan Dibangun di Kawasan Inti IKN, Apa Keunggulannya?

Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan akan menggunakan sistem modular untuk membangun hunian di IKN. Apa itu sistem hunian modular?

Baca Selengkapnya

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

3 hari lalu

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak pada tahun ini memulai pekerjaan proyek konstruksi penambahan lajur ketiga pada segmen Serang Barat (KM 77+375) sampai dengan Cilegon Timur (KM 87+150).

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

3 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

3 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Cara Download Safe Exam Browser untuk Tes Online BUMN 2024

4 hari lalu

Cara Download Safe Exam Browser untuk Tes Online BUMN 2024

Berikut ini cara download Safe Exam Browser untuk tes online pertama Rekrutmen Bersama BUMN 2024 bagi perangkat Windows atau MacOS.

Baca Selengkapnya

Jadwal Lengkap Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024 dan Jenis Tesnya

4 hari lalu

Jadwal Lengkap Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024 dan Jenis Tesnya

Berikut ini jadwal lengkap tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024, mulai dari trial test, tes online 1, tes online 2, hingga tes seleksi di BUMN.

Baca Selengkapnya

Profil Jalan Tol MBZ dan Sengkarut dalam Pembangunannya Ada Dugaan Korupsi

4 hari lalu

Profil Jalan Tol MBZ dan Sengkarut dalam Pembangunannya Ada Dugaan Korupsi

Pembangunan tol MBZ (Mohamed Bin Zayed) diusut Kejaksaan Agung. Berikut profil Jalan Tol MBZ yang sebelumnya bernama Jalan Layang Japek II.

Baca Selengkapnya