Dipengaruhi Harga Ayam, Inflasi Oktober Mencapai 0,02 Persen

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Jumat, 1 November 2019 10:11 WIB

Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina saat berbincang dengan Joni salah satu pedagang ayam dalam kegiatan pemantauan harga bahan pokok di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu 29 Mei 2019. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat bahwa sepanjang Oktober 2019 telah terjadi inflasi sebesar 0,02 persen month-to-month (mtm). Kondisi ini berbalik dari kondisi bulan sebelumnya, September 2019, yang mencatatkan deflasi sebesar 0,27 persen.

Meski mengalami kenaikan, kata Suhariyanto, inflasi Oktober 2019 ini masih lebih rendah dari Oktober 2018 yang sebesar 0,28 persen. “Secara umum mengalami kenaikan, tapi tipis,” kata kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa, 1 Oktober 2019.

Sementara itu secara year-to-date (ytd), inflasi dari Januari hingga Oktober 2019 ini tercatat sebesar 2,22 persen. Adapun secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 3,13 persen year-on-year (yoy). “Jadi Inflasi masih terkendal, tinggal dua bulan lagi, saya yakin target inflasi akan tercapai,” kata Suhariyanto.

Suhariyanto mengatakan, dua komoditas yang menjadi penyumbang terbesar laju inflasi Oktober adalah kenaikan harga ayam ras dan bawang merah. Masing-masing komoditas ini menyumbang inflasi sebesar 0,05 persen dan 0,02 persen.

Namun, secara umum, bahan makanan justru mengalami deflasi 0,41 persen pada Oktober lalu. “Ini karena banyak komoditas yang turun, maka bahan makanan mengalami deflasi,” Suhariyanto menjelaskan.

Advertising
Advertising

Selain harga ayam ras dan bawang merah, komoditas lain yang menyumbang inflasi adalah harga lauk-pauk hingga rokok. Suhariyanto mengatakan, rokok filter dan rokok putih menyumbang inflasi masing-masing 0,1 persen. Sehingga secara umum, komoditas yang masuk dalam kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau ini mengalami inflasi total sebesar 0,45 persen.

Suhariyanto memperkirakan, inflasi pada November nanti belum akan berubah banyak dari Oktober 2019. Akan tetapi, Suhariyanto mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan inflasi pada Desember 2019. “Karena biasanya ada permintaan angkutan udara karena liburan,” kata dia.

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

1 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

6 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya