Kata Sri Mulyani Soal Penjualan ORI016 yang Tidak Capai Target

Selasa, 29 Oktober 2019 19:47 WIB

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Veranda Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. Sri Mulyani kembali dipercaya Presiden Jokowi sebagai Menkeu dalam Kabinet Indonesia Maju. Ini menjadi kali ketiga dirinya menjabat sebagai Menkeu.TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan akan terus memantau dinamika penjualan Surat Berharga Negara atau SBN ritel. Hal itu merespons penjualan surat utang pemerintah Obligasi Negara Ritel seri ORI016 yang mencapai Rp 8,21 triliun atau lebih rendah dari target Rp 9 triliun.

"Di satu sisi kita akan bertahap menjaga dari sisi kebutuhan pembiayaan kita melalui diversifikasi instrumen. Dari ritel juga kita tahu bahwa masyarakat punya appetite dan mungkin ekspektasi return yang diharapkan," kata dia di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2019.

Dia menjelaskan terdapat dua hal yang menjadi pertimbangkan pemerintah untuk menerbitkan surat berharga. Pertama, pemerintah ingin melakukan diversifikasi instrumen pembiayaan. Kedua, dari sisi investor ritel memiliki pertimbangan return yang ditawarkan.

Selain itu, dia akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di sektor keuangan, seperti Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Hal itu bertujuan agar sektor keuangan bisa berjalan secara harmonis.

"Sehingga selalu ada harmoni dalam rangka bersama-sama menjaga sektor keuangan kita dan termasuk dari sisi imbal hasil yang mencerminkan riil risiko yang dianggap fair untuk seluruhnya, baik investor ataupun untuk issuernya dalam hal ini negara," kata dia.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu mencatat hasil penjualan ORI016 Rp 8,21 triliun. Nilai itu tidak melampaui target indikatif pemerintah dan masih di bawah volume penjualan ORI015 yang sebesar Rp 23,28 triliun.

Per 2 Oktober 2019 pemerintah resmi menawarkan ORI16 dengan nilai penjualan minimum Rp 1 juta hingga maksimal Rp 3 miliar. Tingkat bunga yang ditawarkan ORI016 memang lebih rendah dibandingkan ORI015 karena sejalan dengan penurunan suku bunga global dan bunga acuan Bank Indonesia.

ORI016 memiliki tenor atau jangka waktu tiga tahun dengan pembayaran bunga dilakukan setiap bulan. ORI016 merupakan ORI pertama yang yang diterbitkan secara daring melalui sistem e-SBN. Instrumen ini juga dapat dijual 100 persen di pasar sekunder sehingga lebih likuid dibanding instrumen investasi lain.

Saat ini, ORI dapat dibeli melalui 23 mitra distribusi yang telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan terdiri dari bank, sekuritas, hingga perusahaan finansial berbasis teknologi. Pemerintah menargetkan penjualan ORI016 bisa mencapai Rp 9 triliun.

HENDARTYO HANGGI | ANTARA

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

4 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

5 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya