Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman ataran Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub dan Pemerintah Kabupaten Blora untuk pengembangan dua bandara di Jawa Tengah, Jumat, 18 Oktober 2019 di Hotel Borobudur, Jakarta. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Budi Karya mengatakan, pihaknya telah menerima hibah lahan dari Pertamina untuk mengembangkan Bandara Ngloram yang sebelumnya telah terbangun namun vakum.
Pengembangan ini lantas dilakukan untuk menghidupkan kembali atau reaktivasi bandara guna mempermudah akses dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah. “Kami berharap pengembangan Bandara di Ngloram akan mempermudah investor untuk masuk ke Blora,” ujar Budi Karya
Kepala Unit Pengelola Bandar Udara Dewadaru Yoga Komala mengatakan pemerintah membutuhkan dana Rp 142 milir sampai 2020 untuk mengembangkan kedua bandara itu. Bandara Dewadaru membutuhkan dana Rp 20 milar, sedangkan Ngloram membutuhkan dana pembangunan Rp 122 miliar.
Ongkos tersebut memanfaatkan anggaran pendapatan dan belanjan negara atau APBN 2019 dan 2020. “APBN 2019 sudah kami anggarkan Rp 46 milar untuk Blora dan Rp 9 miliar untuk Karimunjawa. Sisanya kami alokasikan ke APBN 2020,” tuturnya. Dengan proyek ini, Yoga menargetkan pengembangan bandara akan mendorong peningkatan pergerakan penumpang.
