2020, Kadin: Para Pengusaha Tak Akan Ekspansi Besar-besaran

Rabu, 16 Oktober 2019 19:48 WIB

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani saat acara Dialog Industri di Jakarta pada Rabu, 31 Juli 2019.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan bahwa tahun depan pengusaha tak ada yang bakal melakukan ekspansi besar-besaran. Hal ini sejalan dengan sinyal dari Dana Moneter Internasional atau IMF yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.

"Tentunya ini kan menjadi sinyal juga kepada kami dunia usaha maupun pemerintah. Kami tahu kalau demand akan flat tentunya, para pengusaha tidak akan ekspansi besar-besaran," kata Rosan ditemui di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu 16 Oktober 2019.

Meski ekonomi dunia melambat, kata Rosan, dia memperkirakan sejumlah bidang usaha masih tetap akan tumbuh. Misalnya, dia merujuk pada industri manufaktur yang meski tak setinggi tahun sebelumnya, namun tetap berada pada tren pertumbuhan. Kendati demikian, beberapa bidang lain dipastikan bakal mengalami pelambatan.

IMF sebelumnya merilis laporan berjudul World Economic Outlook edisi Oktober 2019. Dalam laporan itu, IMF menulis proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang menjadi 3 persen. Angka ini direvisi ke bawah dari perkiraan pada Juli 2019 sebesar 3,2 persen. Sedangkan pada 2020 ekonomi dunia diperkirakan hanya tumbuh 3,4 persen dari yang sebelumnya 3,6 persen.

Khusus Indonesia, pertumbuhan ekonominya diperkirakan hanya bisa berada pada kisaran 5 persen sampai akhir 2019. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan proyeksi pada Juli 2019 sebesar 5,2 persen. Sementara itu, sepanjang 2020 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bisa menyentuh 5,1 persen.

Rosan melanjutkan, adanya proyeksi ekonomi yang dilakukan oleh IMF tersebut tentunya sangat baik. Sebab, dengan adanya proyeksi itu, membuat industri dan pelaku usaha bisa mengantisipasi adanya kejadian yang tidak diinginkan.

Selain itu, bagi pemerintah dan pengambil kebijakan, tentunya bisa menjadi basis yang sahih dalam membuat keputusan di bidang ekonomi. Apalagi sejak dahulu bidang ekonomi memang sering mengalami fase naik dan turun.

Karena itu, dia berharap pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan yang sifatnya merelaksasikan, dengan memberikan insentif baik secara fiskal maupun moneter yang diperlukan. Namun, saat ekonomi sudah kembali membaik pemerintah bisa mengencangkan kembali kebijakan ekonominya.

"Jadi musti tau nih ekonomi lagi naik, ekonomi turun jadi disesuaikan gak bisa satu kebijakan untuk satu keadaan ekonomi yang sama," kata Rosan.

Lebih lanjut, Rosan menilai, saat ini pemerintah telah melakukan antisipasi di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi yang melambat. Misalnya dari sisi fiskal, pemerintah telah memberikan pengurangan pajak berganda untuk vokasi sampai 200 persen.

Berita terkait

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

20 jam lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

2 hari lalu

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

Banjir menyebabkan jalan nasional di Sumatera Barat terputus. Kadin khawatir akan terjadi ancaman pada pasokan komoditas.

Baca Selengkapnya

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

8 hari lalu

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

Kadin Indonesia fasilitasi penyelesaian sengketa bisnis lewat lembaga mediasi baru. Layanan ini gratis bagi UMKM.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

8 hari lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

9 hari lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

13 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

13 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

13 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

14 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

15 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya