Saham BNI Melemah Sejak Awal Tahun, Perseroan Benahi Kinerja

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Minggu, 13 Oktober 2019 14:37 WIB

Petugas memantau grafik pergerakan penjualan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Dealing Room Divisi Tresuri BNI, Jakarta, 20 Maret 2017. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, terpaantau mengalami tren pelemahan sejak awa; tahun. Pada penutupan indeks pelan lalu, harga saham berkode BBNI ini berada di angka Rp6.975 per lembar saham atau melemah Rp1.750 sejak awal 2019.

Menanggapi tren pelemahan saham ini, Direktur Treasury Internasional BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan bahwa perseroan akan berfokus untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan. Hal ini untuk menjaga dan meningkatkan nilai saham ke depannya.

Menurut Bob, ada banyak faktor yang menyebabkan naik-turunnya harga saham perseroan sejak awal tahun. "Menurut saya banyak faktor yang memengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi portfolionya, antara lain kondisi makro yang belum menunjukkan perkembangan yang membaik antara lain perang dagang, proyeksi pertumbuhan global yang melemah, harga komoditas yang tertekan," ujar Bob sepeti dikutip Bisnis, Ahad 13 Oktober 2019.

Ia mengatakan, pada perdagangan sepekan lalu, nilai saham BBNI mengalami tren penguatan dari Rp6.925 menjadi Rp6.975. Menurut Bob, perseroan akan menguatkan kolaborasi dengan analis untuk memperbaiki nilai saham BNI ke depannya.

Advertising
Advertising

"Kolaborasi dengan analis global juga merupakan salah satu faktor yang krusial agar investor global juga mendapatkan gambaran independen terkait dengan BBNI maupun faktor eksternal," kata Bob.

Sepanjang lima tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, valuasi atau harga saham Bank BNI ini selalu naik-turun. Harga saham BBNI pernah mencapai puncaknya pada 29 Desember 2017.

Saat itu, nilai per lembar saham bank ini mencapai Rp9.900. Sementara harga terendah pernah terjadi pada 25 September 2015 kala per lembar saham perseroan dihargai Rp4.110.

"Kami harus lihat dulu periode kedua, sementara pembangunan infrastruktur sendiri gapnya masih banyak, kebutuhan masih besar, apalagi kalau jadi ibu kota pindah kan butuh lagi pembiayaan yang tak kecil," ujar Bob.

Ia meyakini, pada periode kedua pemerintahan Jokowi perbaikan kondisi makro perekonomian akan terjadi. Hal ini bisa menjadi pemicu membaiknya harga saham emiten perbankan, khususnya BBNI.

BISNIS

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

11 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

3 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

3 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

7 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

7 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

8 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya