TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Tresuri dan Internasional Bank BNI Bob Tyasika Ananta menanggapi tentang kumpulan bank BUKU IV yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk yang dikabarkan akan membantu penyelamatan dengan penambahan modal PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Menurutnya belum ada rencana dari perseroannya untuk mengakuisisi bank syariah tersebut.
Menurut Ananta, bahwa kemungkinan BNI untuk membeli saham dari Bank Muamalat itu masih terlalu dini untuk dibahas saat ini. "Itu masih jauh dan terlalu dini," kata dia di Menara Batavia, Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2019.
Sebelumnya, bank-bank pelat merah yang dikabarkan akan menyuntikkan dana ke Bank Muamalat. Berdasarkan isu yang beredar, bank tergabung dalam Himbara akan membantu dengan membeli utang-utang ban syariah tersebut yang telah disekuritisasi. Bank Mandiri bahkan diisukan telah melakukan uji tuntas atau due diligence.
Oleh karena itu, Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Nafas telah membantah terlebih dulu mengenai kabar bank pelat merah akan membantu permodalan Bank Muamalat.
Menurut Rohan, tidak ada sama sekali rencana untuk dari keseluruhan bank plat merah untuk berinvestasi di Bank Muamalat dalam berbagai bentuk, termasuk dengan membeli utang-utang yang telah disekuritisasi milik bank syariah itu. "Kami, termasuk bank-bank Himbara lainnya, tidak ada niat untuk masuk ke Bank Muamalat," ujarnya.
Kemudian, Corporate Secretary Bank Muamalat Hayunaji tidak membantah maupun membenarkan kabar campur tangan bank BUMN. Menurut dia, saat ini perusahaan tengah menanti investor baru. Proses due diligence telah dimulai oleh institusi dari dalam dan luar negeri. Namun ia tak menyebut identitas investor tersebut. "Kami tidak dapat menjawab hal tersebut karena saat ini proses due diligence masih berlangsung dan hal ini bersifat confidential," ungkapnya.
VINDRY FLORENTIN