Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019. Rapat kerja tersebut membahas pengesahan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU Bea Materai dan BPJS Kesehatan. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Depok - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ada sejumlah faktor yang menjadi perhatian dan kemungkinan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga tahun 2019.
Faktor itu terutama datang dari kemampuan ekspor Indonesia. Selain itu, pemerintah juga masih melihat stimulan dari segi kebijakan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut.
"Kita menganggap ada beberapa faktor yang masih jadi perhatian. Terutama dari sisi ekspor dan kita akan lihat apakah investasi juga bisa distimulasi dari berbagai kebijakan maupun dunia usaha," kata Sri Mulyani, Sabtu, 12 Oktober 2019.
Data Badan Pusat Statistik menyebutkan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen secara year-on-year (yoy) pada kuartal II/2019. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, di mana pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 10,73 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang meningkat sebesar 15,27 persen.
Sementara itu, berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto atau PDB atas dasar harga berlaku kuartal II/2019, perekonomian Indonesia mencapai Rp 3.963,5 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 menyentuh Rp 2.735,2 triliun.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
2 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.