Pesawat Tinggal 11 Unit, Nasib 3.150 Pegawai Sriwijaya Air?

Senin, 30 September 2019 17:47 WIB

Pesawat Sriwijaya Air. Dok. TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Umun Asosiasi Serikat Pekerja Sriwijaya Air atau Aspersi Pritanto Ade Saputro ketar-ketir terhadap nasib 3.150 karyawan perusahaan setelah manajemen mereka pecah kongsi dengan Garuda Indonesia. Kekhawatiran tersebut muncul lantaran jumlah pesawat Sriwijaya Air yang beroperasi terus melorot dari jumlah semula 30 unit.

“Saat ini pesawat yang aktif tinggal 11 unit. Satu pesawat dikerjakan 90-100 orang. Kalau karyawan kami ada 3.150 orang, berarti ada overhead,” ujarnya saat ditemui Tempo di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat, 27 September 2019.

Pritanto mengatakan saat ini perusahaan masih mencari provider baru untuk menggantikan bengkel Garuda Maintenance Facility atau GMF yang telah mencabut kerja sama dengan Sriwijaya. Entitasnya juga masih mencari operator pengganti Gapura Angkasa untuk ground handling pesawat.

Sumber Tempo menyebutkan operasional pesawat Sriwijaya Air terancam terus melorot bila tak kunjung mendapatkan provider baru. Sriwijaya juga disebut masih menanggung beban utang kepada sejumlah BUMN, seperti GMF, BNI, dan Pertamina.

“Utang Sriwijaya ke GMF paling besar, yakni saat ini sekitar US$ 50 juta,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Persoalan Sriwijaya dan Garuda Indonesia sejatinya telah mencuat sejak Maret 2019. Sebelumnya, kedua perusahaan itu melakoni kerja sama manajemen atau KSM. Memanasnya konflik keduanya terjadi setelah pemegang saham membuat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB tanpa sepengetahuan direksi.

Hasil RUPSLB itu mengubah anggaran dasar atau anggaran rumah tangga yang isinya ditengarai membatasi kewenangan direksi. Adapun dalam RUPSLB tersebut, Sriwijaya telah untung Rp 20 miliar.

RUPSLB kembali digelar pada Agustus 2019. Tiga perwakilan pejabat yang ditempatkan oleh Garuda Indonesia di Sriwijaya Air didepak. Ketiganya adalah Direktur Utama Joseph Andriaan Saul, Direktur Sumber Daya Manusia Harkandri M. Dahler, dan Direktur Komersial Joseph K. Tendean.

Pemegang saham lalu menunjuk Jenderal (Purn) Jusuf Manggabarani sebagai Komisaris Utama dan RA Tampubolon sebagai Direktur Legal dan Kepatuhan. Tak lama berselang, pada 25 September 2019, Sriwijaya mengeluarkan surat pemberhentian untuk Joseph Saul, Harkandri, dan Josep Tendean. Sehari setelahnya, Garuda Indonesia memutuskan mencopot seluruh logo maskapainya di pesawat Sriwijaya Air.

Terkait masalah ini, Tempo telah mencoba menghubungi RA Tampubolon melalui telepon dan pesan pendek. Namun tidak direspons. Tempo juga menghubungi Direktur Komersial PT Sriwijaya Air Rifai Taberi dan Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Adi Willi, tapi tak memperoleh balasan.

Berita terkait

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

3 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

3 hari lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

4 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

4 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

5 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

9 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

9 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

9 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

11 hari lalu

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya