Audit Kelar, BPK Nilai Kerja Sama Garuda - Mahata Janggal

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Minggu, 22 September 2019 09:47 WIB

Seorang teknisi melakukan pengecekan pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 737 Max 8 di Garuda Maintenance Facility AeroAsia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, 13 Maret 2019. Garuda Indonesia memesan Max 8 sebanyak 50 unit adalah untuk peremajaan dan efesiensi. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menyelesaikan audit terhadap PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. terkait pengelolaan pendapatannya pada 2018. Hasilnya, salah satu poin yang disoroti BPK adalah kerja sama Garuda dengan PT Mahata Aero Teknologi yang dinilai janggal sejak awal.

Dalam LHP yang dikutip Bisnis pada Sabtu 21 September 2019, lembaga auditor negara ini menganggap bahwa sejak awal kerja sama antara GIA dengan MAT sudah banyak kejanggalan. Apalagi penunjukan Mahata yang dilakukan secara langsung, tanpa pembanding dan tidak didukung dengan kajian atas kemampuan teknis maupun finansial yang memadai.

Adapun hasil pemeriksaan BPK terhadap kompetensi MAT diketahui bahwa MAT belum layak secara teknis untuk ditunjuk sebagai mitra kerja sama. Pertama, MAT merupakan perusahaan startup yang baru berdiri dan baru berbadan hukum berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Nomor AHU-0050256.AH.01.01.Tahun 2017.

Dengan demikian, pada saat pernyataan minat dan persetujuan kerja sama disampaikan MAT melalui surat MAT kepada Citilink Indonesia (CI) tanggal 19 Oktober 2017 tentang Surat Minat dan Persetujuan Kerja Sama Wi-Fi di Pesawat CI, MAT masih belum menjadi badan hukum. Saat menjalin kerja sama, MAT juga belum memiliki izin dari Kementerian Komunikasi dan Informasi dan belum memiliki sertifikasi pemasangan peralatan tambahan.

Kedua, MAT tidak mempunyai kemampuan finansial untuk melakukan kerja sama. Apalagi perusahaan itu hanya memiliki modal dasar perusahaan sebesar Rp10,5 miliar. Padahal nilai kerja sama dengan GIA, Citilink dan Sriwijaya Air mencapai US$ 241,9 juta atau sekitar Rp 3,3 trilun, 30 kali lipat dari modal perusahaan Mahata.

Advertising
Advertising

Dengan demikian, nilai perjanjian kerja sama jauh melebihi nilai aset sehingga tidak dapat menjadikan jaminan atas nilai kerja sama dengan GIA, Citilink dan Sriwijaya Air.

BPK juga menemukan bahwa MAT menandatangani kerja sama dengan Well Vintage Enterprises sebagai penyedia modal (financial support) pada tanggal 28 Februari 2019 atau setelah penandatanganan perjanjian kerja sama dengan CI.

Selain itu, BPK juga menemukan fakta bahwa Mahata belum menerbitkan laporan keuangan untuk Tahun 2017 dan 2018. Sampai dengan pemeriksaan berakhir pun, MAT masih melakukan proses pembuatan laporan keuangan.

BISNIS

Berita terkait

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

1 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

1 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

2 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

2 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

3 hari lalu

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Sam Ratulangi Ditutup usai Erupsi Gunung Ruang, Garuda Kembalikan Tiket hingga Ganti Jadwal

7 hari lalu

Sam Ratulangi Ditutup usai Erupsi Gunung Ruang, Garuda Kembalikan Tiket hingga Ganti Jadwal

Garuda Indonesia memberikan kompensasi berupa tiket penginapan untuk penumpang terdampak erupsi Gunung Ruang yang penerbangannya terkendala. Selain itu, Garuda juga memberikan pilihan refund atau perubahan jadwal penerbangan.

Baca Selengkapnya

Gunung Ruang Erupsi, Sejumlah Penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Manado Dibatalkan

8 hari lalu

Gunung Ruang Erupsi, Sejumlah Penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Manado Dibatalkan

Sejumlah penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta (CGK) tujuan Manado (MDC) Sulawesi Utara dan sebaliknya dibatalkan dampak dari Gunung Ruang Erupsi.

Baca Selengkapnya

Rencana Merger Citilink dengan Pelita Air, Bos Garuda Indonesia: Sekalian dengan InJourney

16 hari lalu

Rencana Merger Citilink dengan Pelita Air, Bos Garuda Indonesia: Sekalian dengan InJourney

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra blak-blakan soal rencana merger maskpai penerbangan Citilink dengan Pelita Air.

Baca Selengkapnya

INACA Imbau Kesehatan Pilot agar Prima Jalankan Tugas di Periode Mudik Lebaran

20 hari lalu

INACA Imbau Kesehatan Pilot agar Prima Jalankan Tugas di Periode Mudik Lebaran

Ketua INACA Bayu Sutanto memastikan para maskapai memberikan pelayanan prima bagi pilot atau kopilot.

Baca Selengkapnya