Kabut Asap, Traveloka: Pesanan Tiket Pesawat dan Hotel Turun
Reporter
Eko Wahyudi
Editor
Martha Warta Silaban
Jumat, 20 September 2019 17:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan Teknologi penyedia layanan perjalanan dan gaya hidup Traveloka mengakui ada penurunan pemesanan tiket pesawat dan hotel akibat dari kebakaran hutan dan lahan atau karhutla yang menyebabkan banyak asap. Vice President of Market Management Traveloka John Safenson mengatakan tren penurunan ini juga dipengaruhi oleh maskapai yang menunda penerbangannya akibat asap.
"Tergantung airlinesnya, kalau pemesanan memang ada penurunan," ujarnya kepada Tempo di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat 20 September 2019.
John mengungkapkan untuk pemesanan hotel juga terjadi penurunan namun tidak drastis. Menurutnya, konsumen dari Traveloka sudah mengetahui situasi daerah Sumatera dan Kalimantan yang sedang darurat asap. Dan mereka selalu memperbaharui informasi tentang cuaca melalui aplikasi prakiraan cuaca. "Jadi mereka tidak melakukan pemesanan jika cuacanya tidak bagus," tambahnya.
John menuturkan tidak bisa memberikan data terkait penurunan pemesan hotel dan tiket pesawat, karena perkembangannya masih fluktuatif hingga saat ini. "Ada penurunan tapi tidak terlalu signifikan," ungkap dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Riau selama dua hari menyempatkan diri melakukan Shalat Istisqa untuk memohon turunnya hujan saat kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terlihat pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa 17 September 2019.
Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri meninjau langsung titik kebakaran hutan dan lahan di Riau. Jokowi memastikan bahwa pemerintah mengerahkan segala upaya untuk menangani kabut asap dan kebakaran hutan di Riau.
Adapun data terkait kebakaran hutan yang paling dominan berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan, dengan luasan terbakar me capai 328.724 hektare yang terdiri dari tanah mineral 239.161 hektare dan 89 ribu hektare lahan gambut.
Kabut asap yang melanda Sumatera dan Kalimantan menyebabkan sejumlah aktivitas berhenti. Bandara-bandara terpaksa menutup atau mengurangi penerbangan. Begitu pula sekolah dan perkantoran yang terganggu akibat tebalnya asap kebakaran hutan.