Simpan Sisa Beras Impor Bulog, Buwas Pakai Teknologi Cocoon

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Kamis, 19 September 2019 15:35 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat meninjau stok beras di Gudang Bulog, Perum Bulog Divre DKI Jakarta, Kamis 10 Januari 2019. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan bahwa pihaknya telah menemukan teknologi baru untuk menyimpan beras, terutama beras sisa impor yang saat ini masih berlimpah di gudang Bulog. Dari 2 juta ton impor beras tahun lalu, per Juli 2019 masih ada sisa 1 juta ton yang belum dikeluarkan.

“Saya sudah temukan teknologi menyimpan beras, namanya cocoon,” kata Buwas usai Rapat Koordinasi Pangan di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis, 19 September 2019.

Saat pertama kali menjadi Dirut Bulog pada 27 April 2018, Buwas mengaku telah menggunakan teknologi tersebut. Buwas mencoba menggunakan teknologi cocoon ini untuk menyimpan beras dalam waktu minimal satu tahun. “Baru bisa diukur, ternyata beras itu tidak berubah, sama sekali tidak berubah,” kata dia.

Penggunaan teknologi cocoon ini sebenarnya telah dimulai sejak pertengahan Agustus di Surakarta, Jawa Tengah. Perum Bulog Subdivre Surakarta Jawa Tengah menggunakan teknolog cocoon, yang berupa pengemasan dengan bahan semacam plastik yang akan menyungkup beras. Dengan demikian, kualitas beras dapat terjaga selama waktu tertentu.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh sebelumnya mengungkapkan, Perum Bulog Subdivre Surakarta tepatnya di Gudang Duyungan, kemarin baru saja membuka sungkup beras atau "cocoon" 180 ton beras yang dibeli sejak tahun lalu.

Advertising
Advertising

"Terbukti bahwa penyimpanan dengan metode cocoon ini dapat mempertahankan kualitas beras seperti saat beras tersebut pertama kali disimpan," kata Tri melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Tri menjelaskan ketika beras tersebut dibuka, tidak ada perubahan kualitas, baik dari sisi warna, bau dan penampilannya, masih tetap sama seperti sewaktu disimpan.

Metode penyimpanan dengan cocoon yang dipilih Buwas ini merupakan cara menyimpan beras dan biji-bijian dengan cara menjaga kadar karbondioksida (CO2) pada titik tertentu dan meminimalisasi oksigen. Dengan kontrol CO2 dan oksigen yang minimal, tidak ada kesempatan bagi hama untuk hidup dan mengganggu atau menurunkan mutu beras Bulog.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

1 hari lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

8 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

8 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

10 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

10 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

11 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

11 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

12 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

13 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

13 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya