The Fed Pangkas Suku Bunga Lagi, Apa Respons Sri Mulyani?
Reporter
Eko Wahyudi
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 19 September 2019 13:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani merespon langkah Federal Reserve, Bank sentral Amerika Serikat yang kembali memangkas kembali suku bunga 25 basis poin menjadi 1,75-2 persen pada Kamis dini hari 19 September 2019. Menurut Sri Mulyani, keputusan tersebut adalah wajar guna merespon melemahnya ekonomi dunia.
"Kita semua memahami bahwa dinamika ekonomi global terus menurus menciptakan respond policy, jadi yang dilakukan oleh The Fed maupun kebijakan-kebijakan yang diambil oleh bank sentral di Eropa, Jepang, dan RRC (Cina) itu semua dalam rangka mengantisipasi pelemahan ekonomi," kata Sri Mulyani di ICE BSD, Tangerang Selatan, Kamis, 19 September 2019.
Dia menuturkan, bahwa The Fed sudah melihat tanda-tanda pelemahan ekonomi yang akan dimulai tahun depan. "Itu menyebabkan mereka harus merespon dari sekarang," ungkap dia.
Menurut Sri Mulyani, selain dengan menurunkan suku bunganya, The Fed juga harus mengantisipasi kebijakan fiskal negaranya masing-masing. "Sehingga interaksi ini akan kita lihat terus menerus hingga tahun depan," tambahnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut mengatakan akan terus memantau dan tidak terburu-buru merespon keputusan ekonomi negara lain. Alasannya kondisi di setiap negara berbeda. Namun Sri Mulyani menegaskan bahwa kestabilan ekonomi adalah hal yang lebih penting.
"Kita perlu stabil dalam melihat tren mau ke mana dan apa yang akan dilakukan untuk memperkuat ketahanan dalam melihat ketidakpastian ekonomi," kata dia.
Sri Mulyani menjelaskan selain kebijakan moneter, keadaan ekonomi di Amerika Serikat banyak mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi seperti kebijakan fiskal dan kebijakan perdagangan. "Selain itu tentu juga mempertimbangkan dari political economy menjelang Pemilu Amerika," tuturnya.
Selain kebijakan suku bunga, pemerintah juga mencermati perubahan kebijakan-kebijakan fiskal di setiap negara, terutama Amerika Serikat dalam merespons tanda-tanda pelemahan ekonomi.