Tarif Bea Masuk Tinggi, Ekspor Kakao ke Eropa Tak Kompetitif

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Selasa, 17 September 2019 21:53 WIB

Petani kakao di Papua.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Perjanjian Perdagangan Bebas Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Wahyuni Bahar mengatakan kakao Indonesia kurang kompetitif jika dibandingkan dengan produk negara lain yang juga diekspor ke Uni Eropa. Ini juga yang menyebabkan ekspor komoditas Indonesia sulit masuk ke pasar Benua Biru.

"Ada persoalan dengan SNI kita, bukan rahasia lagi bahwa pemeriksaan tidak dilakukan seusai dengan SOP. Tapi di sana importirnya cek, kantor kami menangani beberapa kasus, ditolak, ternyata ada banyak cacat dan sebagainya," ujar Wahyuni saat di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, 17 September 2019.

Selain permasalahan di atas, Wahyuni mengungkapkan, bahwa untuk produk kakao Indonesia masih dikenakan biaya masuk 4-5 persen oleh UE. Berbeda dengan negara-negara berkembang di Benua Hitam yang sama sekali tidak dikenakan biaya masuk, seperti Pantai Gading dan Ghana yang menduduki peringkat teratas dalam ekspor kakao dunia.

"Negara Afrika bisa masuk deras, karena mereka dikenakan tarif nol persen, kita tarifnya tinggi," kata dia.

Selain bersaing dalam jumlah dengan negara-negara Afrika, Wahyuni menuturkan, bahwa kualitas kakao Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan kedua negara tersebut. Sebab, komoditas mereka sudah mempunyai sertifikasi-sertifikasi yang diakui oleh UE. "Biji kakao indonesia masih mengandung kadmium," ia menambahkan

Advertising
Advertising

Karena itu, ia menganjurkan kepada petani akako agar bisa meningkatkan hasil panen dengan diolah terlebih dahulu sebelum dijual. Hasil kakao Indonesia selalu turun dari tahun ke tahun. Menurut Wahyuni ini disebabkan karena tidak adanya revitalisasi terhadap pohon-pohon yang sudah tua, yang menjadikan pohon tersebut juga rentan hama dan penyakit tanaman mudah tertular ke tanaman lain.

"Kalau pohon usia produktifnya itu lima tahunan, tapi sekarang usianya sampai 30 tahunan jadi sudah tua. Di saat bersamaan petani enggan tanam pohon baru karena baru lima tahun bisa di rasakan manfaatnya," tutur Wahyuni.

Wahyuni menjelaskan, kendala lain adalah, kurangnya transfer teknologi di perkebunan kakao dan industri pengolahan kakao yang sudah terbuka 95 persen, penggunaan mesin impor oleh industri pengolahan kakao, serta tidak adanya insentif khusus untuk investasi di perkebunan kako dan industri pengolahan kakao.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Wahyuni menganjurkan kepada pemerintah untuk segera menegosiasikan bea masuk kakao Indonesia agar menjadi nol melalui perjanjian dagang. Sehingga, produk ekspor kakao Indonesia bisa bersaing di Uni Eropa.

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

3 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

4 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

4 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

5 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

5 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

8 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya