Teknologi Kedokteran Nuklir Diklaim Tekan Defisit BPJS Kesehatan

Sabtu, 7 September 2019 08:33 WIB

Aktivitas pelayanan di kantor BPJS kesehatan Jakarta Pusat. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Perhimpunan Kedokteran Nuklir, Eko Purnomo, teknologi nuklir kedokteran memungkinkan defisit biaya yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan bisa berkurang.

“Contohnya untuk pengobatan kanker getah bening tanpa harus melalui operasi yang menelan biaya banyak dan itu bisa dilakukan oleh ahli kedokteran nuklir,” kata Eko di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Jumat, 6 September 2019.

Eko menyebutkan teknologi nuklir sudah sejak lama digunakan di dunia medis, namun orang sakit masih takut dengan kata nuklir. Padahal pengobatan medis dengan teknologi nuklir justru lebih efisien dan lebih irit biaya. Bahkan mayoritas penyakit dengan penyembuhan melalui teknologi nuklir ditanggung dengan BPJS Kesehatan.

Selama ini nuklir yang ada di benak masyarakat merupakan sesuatu yang mengerikan. Namun sebetulnya teknologi nuklir sudah bisa dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai penyakit termasuk kanker ganas yang menjadi salah satu faktor penyebab kematian tinggi di Indonesia pada penyakit tidak menular.

Dengan memanfaatkan radio isotop buatan BATAN (Badan Teknologi Nuklir Nasional), teknologi nuklir bisa dimanfaatkan untuk pengobatan. Biaya pengobatan kanker ganas getah bening dengan metode operasi hingga proses penyembuhan dengan kemoterapi satu paketnya bisa menelan hingga menghabiskan Rp 100 juta.

Advertising
Advertising

Jika menggunakan metode kedokteran nuklir, kanker ganas betah bening mati hingga akar-akarnya hanya membutuhkan sekitar Rp 9 juta saja. “Jika ditanggung BPJS, sangat bisa mengurangi biaya yang dikeluarkan,” kata Eko. Pengobatan penyakit gondok juga bisa dilakukan dengan metode yang sama tanpa dilakukan operasi dan tidak harus mengkonsumsi obat-obatan terus menerus.

<!--more-->

Eko menyebutkan teknologi nuklir yang digunakan dalam dunia medis masih belum banyak diterima masyarakat padahal sangat aman untuk pengobatan. Para ahli kedokteran nuklir juga masih mengembangkan teknologi ini untuk penyembuhan kanker ganas lainnya seperti kanker servic dan kanker payudara serta kanker prostat dan penyakit jantung.‎

Untuk penyakit jantung, kata Eko, teknologi nuklir mampu menekan operasi pemasang ring pada syaraf di jantung yang sudah lemah berfungsi. Dengan teknologi nuklir akan bisa mengetahui syaraf mana yang mati sehingga perlu dipasang ring dan tidak perlu dipasang ring. "Sehingga bisa menekan biaya yang harus dikeluarkan BPJS dan hanya perlu pengobatan biasa saja."

Hal senada disampaikan oleh pakar kedokteran nuklir, Johan Mansyur. Ia menyebutkan nuklir masih menjadi momok bagi masyarakat. ‎Pengobatan teknologi nuklir masih jarang digunakan meski dampaknya sangat rendah bila dibandingkan dengan menggunakan X-Ray atau dengan kemoterapi yang bikin kepala rontok.

"Masih ada kesan nuklir itu momok, padahal teknologi kedokteran nuklir sangat aman dan terbukti para ahli dokter nuklir ini punya anak dan tidak mandul karena radiasi," kata dia.

Selain nuklir masih menjadi momok, keberadaan dokter ahli nuklir di Indonesia masih sangat terbatas dan kini jumlahnya hanya 60 orang saja. Ditambah lagi teknologi dan alat kesehatan untuk aplikasi teknologi nuklir dalam bidang kesehatan sangat mahal.

Di Indonesia rumah sakit yang sudah menggunakan menyembuhkan penyakit kanker dengan teknologi kedokteran nuklir masih terbatas. Sejumlah fasilitas kesehatan itu di antaranya di Medan baru 1 rumah sakit, di Jakarta 7 rumah sakit, di Bandung 2 rumah sakit, di Semarang 1 rumah sakit, dan di Samarinda 1 rumah sakit. Sedangkan di Yogya yaitu RSUP Sardjito masih dalam proses pengembangan.

Berita terkait

Program JKN Bisa Layani Pengobatan dengan KTP

15 jam lalu

Program JKN Bisa Layani Pengobatan dengan KTP

Salah satu kemudahan yang diberikan saat ini adalah peserta JKN aktif dapat berobat hanya dengan menunjukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tertera di Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Baca Selengkapnya

Aplikasi Mobile JKN Mudahkan Masyarakat Jalani Pengobatan

16 jam lalu

Aplikasi Mobile JKN Mudahkan Masyarakat Jalani Pengobatan

Kehadiran aplikasi Mobile JKN kemudahan layanan kesehatan bagi peserta JKN

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

22 jam lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

1 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

3 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

3 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

4 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

4 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

7 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

8 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya