Jadi Ibu Kota Baru, Ternyata Kalimantan Timur Masih Defisit Beras

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Minggu, 1 September 2019 08:55 WIB

Foto udara kawasan Bukit Nyuling, Tumbang Talaken Manuhing, Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Kamis, 25 Juli 2019. Bukit Nyuling itu merupakan salah satu daerah yang menjadi calon ibu kota baru menggantikan Jakarta. ANTARA/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Balikpapan - Calon ibu kota baru, Provinsi Kalimantan Timur, diproyeksikan masih mengalami defisit produksi beras sebesar 60.000 ton atau setara dengan 10.000 hektare lahan. Karena itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan perlunya penyiapan pasokan bahan pangan sebelum pemindahan ibu kota terlaksana pada 2024 mendatang.

Ketika pemindahan ibu kota dimulai, Kalimantan Timur diprediksi akan mengalami lonjakan jumlah penduduk dari saat ini sebanyak 3,5 juta jiwa menjadi sekitar 5 juta jiwa. Namun, menurut Amran hal itu tidak menjadi masalah untuk tanaman hortikultura yang memiliki masa panen lebih cepat selama 2 tahun—3 tahun.

“Namun, masih minus tinggal beras 60.000 ton setara 10.000 ha. Tadi saya sudah bicarakan dengan Gubernur Kaltim, dan ternyata masih punya lahan 50.000 ha. Jadi perkara itu selesai. Kami tinggal kirim alat berat ekskavator 10 unit,” kata Menteri Amran di Balikpapan, Sabtu 31 Agustus 2019.

Amran berjanji akan mendorong 12 kabupaten untuk melakukan klasterisasi produksi pangan agar kebutuhan pangan di ibu kota baru tercukupi. Pembagian klaster tersebut berguna untuk memasok bahan-bahan pangan sesuai kebutuhan.

“Pertama tim turun dan kami melakukan diskusi, kami petakan dalam bentuk klaster. Kami membangun pembibitan di Kalimantan Timur tahun ini. Disesuaikan Agroclimate dan agoculture masyarakat setempat,” imbuhnya.

Setelah itu, kata dia, hasil panen dapat didistribusikan melalui model koperasi korporasi. Dimula dari koperasi kecil yang membentuk gabungan kelompok tani yang dilanjutkan menjadi koperasi lebih besar dan membentuk korporasi. Gabungan koperasi menjadi korporasi ini tekan dia akan bisa melindungi petani.

Amran menjelaskan, lahan pertanian di Kalimantan Timur memiliki tingkat keasaman tinggi dengan kelas tanah 2 hingga kelas tanah 3. Hal ini bisa diatasi dengan menciptakan bibit yang beradaptasi dengan lahan baru. Dia mencontohkan uji coba kondisi rawa di Kalsel dan Sumsel telah berhasil dilakukan.

Kondisi tersebut juga bisa dilakukan dengan teknologi water management di ibu kota baru, yakni pencucian air secara bergiliran hingga bisa menormalkan tingkat Ph lahan. “Bukan lagi uji coba tapi sudah berhasil dan bisa dilakukan. Laporan hari ini 150.000 ha sudah dilakukan dari target 400.00 ha 500.000 ha. Kalau lahan Kalimantan hanya 10.000-20.000 ha nggak sulit,” tutur Amran.

BISNIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bertemu Jokowi Bahas IKN, AHY Instruksikan Pembebasan Lahan untuk Percepat Investasi Tak Asal Gusur

3 hari lalu

Bertemu Jokowi Bahas IKN, AHY Instruksikan Pembebasan Lahan untuk Percepat Investasi Tak Asal Gusur

AHY mengaku telah membahas progres perkembangan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Baca Selengkapnya

Groundbreaking Keenam di IKN, Kepala OIKN: Ada Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa hingga Universitas dari Malaysia

4 hari lalu

Groundbreaking Keenam di IKN, Kepala OIKN: Ada Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa hingga Universitas dari Malaysia

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono buka suara soal peletakan batu pertama (groundbreaking) tahap keenam di ibu kota baru itu dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

7 hari lalu

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Dianalogikan sebagai Bandung Bondowoso saat Bangun IKN, Respons PUPR?

7 hari lalu

Dianalogikan sebagai Bandung Bondowoso saat Bangun IKN, Respons PUPR?

Kementerian PUPR memastikan pihaknya idak bekerja terburu-buru dalam membangun IKN.

Baca Selengkapnya

Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

7 hari lalu

Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

BMKG Balikpapan masih mendeteksi 107 titik panas di area Kalimantan Timur hingga 19 April lalu. Jumlahnya menurun namun tetap harus diantisipasi.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

10 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Meningkat, BMKG Temukan 167 Titik Panas di Kalimantan Timur

13 hari lalu

Meningkat, BMKG Temukan 167 Titik Panas di Kalimantan Timur

Sebanyak 167 titik panas ini terpantau sepanjang hari Minggu kemarin mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

14 hari lalu

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.

Baca Selengkapnya

BMKG Deteksi 169 Titik Panas di Kalimantan Timur, Terbanyak di Kutai Timur

16 hari lalu

BMKG Deteksi 169 Titik Panas di Kalimantan Timur, Terbanyak di Kutai Timur

BMKG mendeeteksi ada 169 titik panas di Kalimantan Timur. Terbanyak di wilayah Kutai Timur.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

16 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya