Pemerintah Ingin Sederhanakan Aturan Pemanfaatan Limbah Tambang

Jumat, 30 Agustus 2019 22:08 WIB

Sejumlah mahasiswa, konsultan, dan peneliti pecinta lingkungan mengikuti wisata limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diDesa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, 31 Desember 2016. Wisata limbah ini digagas masyarakat Desa Lakardowo dan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton). TEMPO/ISHOMUDDIN

TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah terus mendorong pemanfaatan terak atau slag atau ampas bijih dari hasil pengolahan bahan tambang. Namun, sesuai dengan regulasi, sampai saat ini terak masih tergolong limbah bahan berbahaya dan beracun atau B3.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah ingin menyederhanakan aturan untuk mempermudah pemanfaatan limbah tambang."Nah karena slag termasuk limbah berbahaya B3, jadinya tidak bisa diapa-apain, prosesnya panjang. Nah itu yang kita bicarakan, ini lebih cenderung karena dia banyak jadi disebut B3," ujar Darmin di kantornya, Jakarta Pusat, 30 Agustus 2019.

Darmin, peraturan yang ada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan disederhanakan, sehingga nantinya limbah slag nikel dan slag baja tidak lagi diklasifikasikan sebagai limbah B3. “Karena ini relatif lebih ringan, kita tentu saja tidak sekedar mengubah aturan cuma disederhanakan. Yang penting, boleh ada pengujian untuk memutuskan bukan B3," ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa teknologi saat ini telah bisa memanfaatkan slag nikel dan baja menjadi bahan-bahan untuk bangunan. Jadi menurutnya, slag yang sangat menumpuk itu bisa digunakan dan dapat dikurangi.

"Bisa dibikin untuk lapisan jalan, bahan-bahan bangunan, bahkan ada juga yang menggunakannya dicampur dengan semen di pabrik semen, waktu mau dibikin jadi semen dicampur dulu," tutur Darmin.

Advertising
Advertising

Pemerintah juga sedang mendorong untuk para pengusaha tambang membuat smelter. Darmin menjelaskan guna dari smelter sebagai pengolahan bahan tambang guna meningkatkan nilai tambah dari sumber daya mineral., "Supaya pengolahannya dalam negeri, jangan mengirim mentah mentah," ungkap dia.

Untuk membarengi kebijakan pembuatan smelter, pemerintah juga mendorong untuk pemanfaatan limbah. Menurut Darmin, dari sekian ton tanah yang dikeruk untuk diambil mineral paling cuma ada 2-3 persen kandungannya. Ini yang akan menyebabkan menumpuknya slag atau limbah tambang."Diambil dengan metode panas biasanya dipanaskan diambil 2-3 persen sisanya jadi sampah, nah dia jadi sampah sehingga menumpuk nah persoalannya," kata Darmin.

Berita terkait

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

6 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

6 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

17 hari lalu

Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

Empat teknisi itu tewas setelah melakukan perawatan rutin di ruang septic tank Cirebon Super Block Mall

Baca Selengkapnya

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

38 hari lalu

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

GoTo Impact Foundation meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem atau CCE 3.0 dengan tema Lokal Berdaya.

Baca Selengkapnya

Peneliti Undip dan Warga Kabupaten Grobogran Hasilkan Biogas dari Limbah Tahu dan Ternak

42 hari lalu

Peneliti Undip dan Warga Kabupaten Grobogran Hasilkan Biogas dari Limbah Tahu dan Ternak

Peneliti Undip dan UKM Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, membuat biogas dari olahan limbah tahu dan ternak sapi. Bisa digunakan untuk kelistrikan.

Baca Selengkapnya

PT Bioklin Teknologi Cemerlang Solusi Pengelolaan Limbah yang Inovatif, Efisien, dan Ramah Lingkungan

27 Februari 2024

PT Bioklin Teknologi Cemerlang Solusi Pengelolaan Limbah yang Inovatif, Efisien, dan Ramah Lingkungan

Perusahaan ini bertekad untuk memperkenalkan teknologi yang memungkinkan pengolahan limbah secara efektif tanpa merusak lingkungan

Baca Selengkapnya

Telan Biaya Rp 1,2 Triliun, Ini Profil SPAL-DT Makassar yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

22 Februari 2024

Telan Biaya Rp 1,2 Triliun, Ini Profil SPAL-DT Makassar yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Presiden Jokowi menekankan pentingnya SPAL-DT untuk mengelola limbah cair agar ramah lingkungan. Berikut profil SPAL-DT Makassar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah di Makassar

22 Februari 2024

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah di Makassar

Presiden Jokowi menekankan pentingnya perangkat ini untuk mengelola limbah cair agar ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Hujan Lebat di Jawa Barat Saat Pencoblosan, Bank Sampah untuk Limbah Kampanye, Banjir di TPS Jakarta

15 Februari 2024

Top 3 Tekno: Hujan Lebat di Jawa Barat Saat Pencoblosan, Bank Sampah untuk Limbah Kampanye, Banjir di TPS Jakarta

Potensi hujan lebat di Jawa Barat saat pencoblosan Pemilu 2024 menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Pabrik Ban Anak Perusahaan Michelin di Bekasi Dinilai Bahayakan Lingkungan

5 Februari 2024

Pabrik Ban Anak Perusahaan Michelin di Bekasi Dinilai Bahayakan Lingkungan

Pemkab Bekasi menghentikan sementara produksi anak perusahaan Michelin, PT Multistrada Arah Sarana

Baca Selengkapnya