Kementerian Perhubungan Perketat Pengawasan Manifes Kapal

Jumat, 30 Agustus 2019 17:56 WIB

Warga menggotong korban Kapal Ro-Ro KM Santika Nusantara yang terbakar di Pulau Masalembo, Jawa Timur, Kamis, 23 Agustus 2019. Hingga pukul 16;00 WIB jumlah korban kapal nahas tersebut mencapai 142 orang tiga di antaranya meninggal dunia. ANTARA/Polres Sumenep

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan memperketat pengawasan terhadap sistem catatan muatan atau manifes kapal. Meski ditujukan untuk semua jenis pelayaran, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan, Ahmad, mengatakan angkutan penyeberangan menjadi sorotan menyusul rentetan kecelakaan moda tersebut di berbagai wilayah.

“Embarkasi dan debarkasi penumpang harus diawasi untuk memastikan jumlah penumpang tidak melebihi kapasitas yang diizinkan,” ucap dia kepada Tempo, Kamis 29 Agustus 2019.

Selasa lalu, Kementerian Perhubungan menerbitkan instruksi melalui telegram ke seluruh kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan (KSOP), termasuk pejabat unit pelaksana pelabuhan, untuk memperketat penerbitan surat persetujuan berlayar (SPB). Pengawasan mencakup bongkar-muat barang berbahaya dan barang khusus, termasuk aktivitas pengelasan dan penimbunan (bunkering).

Menurut Ahmad, kontrol manifes diperlukan untuk mencegah berbagai bentuk kecelakaan moda laut, mulai dari tubrukan hingga tenggelam. Kebakaran kapal penyeberangan Santika Nusantara di Perairan Sumenep, Jawa Timur, pada 22 Agustus lalu, menjadi yang paling mengemuka. Berkapasitas 12.968 gross tonnage, kapal itu terbakar saat berlayar dari Surabaya menuju Balikpapan.

Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang menangani kasus tersebut, Nico Maris, memastikan kebakaran sudah berhenti. Namun mesinnya masih panas dan terombang-ambing hingga 120–146 mil dari lokasi pertama api muncul.

“Sudah sepekan, tapi belum bisa dimasuki,” kata dia. “Kami menunggu Badan Search and Rescue (SAR) yang masih menyisir area sekitarnya.”

Tim KNKT pun menyelidiki kejanggalan manifes muatan kapal tersebut. Dari data KSOP Tanjung Perak, kapal Santika Nusantara seharusnya hanya membawa 84 unit kendaraan dan 277 orang, sudah termasuk seluruh awak kapal (Koran Tempo edisi Senin, 26 Agustus 2019: “Penyelidikan Kapal Santika Butuh Waktu Sepekan”). Belakangan, Badan SAR mengevakuasi sampai 311 orang.

<!--more-->

“Ada selisih, jadi kami masih mendalami ini,” kata dia, sambil menambahkan, sudah terdapat tiga korban jiwa. Untuk penyelidikan, Nico menambahkan, Komite membutuhkan waktu sebulan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menduga tambahan penumpang menyusup di dalam kendaraan dan lolos dari otoritas pelabuhan. Anggota KSOP Tanjung Perak, Muhamad Ali, mengatakan lembaganya masih mengupayakan pengadaan jembatan X-ray. “Sudah dimintakan ke operator, alatnya belum tersedia.”

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Aminuddin Rifai, mengatakan pelabuhan feri domestik belum dilengkapi lahan khusus untuk pemeriksaan angkutan. “Tak ada buffer zone (kawasan penyangga) untuk angkutan berat, padahal penting untuk menyisir muatan berbahaya,” ucap dia kepada Tempo.

YOHANES PASKALIS | FRANSISCA CHRISTY ROSANA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

1 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

1 hari lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

3 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

8 hari lalu

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

Sejumlah penumpang di Kota Ternate, Maluku Utara tujuan Manado, Sulawesi Utara, beralih menggunakan kapal antarpulau lintas Kota Ternate-Manado.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

9 hari lalu

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.

Baca Selengkapnya

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

13 hari lalu

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.

Baca Selengkapnya

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

13 hari lalu

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

Setelah Lebaran 2024, gelombang arus balik memulai perjalanan banyak orang kembali ke perantauan

Baca Selengkapnya

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

14 hari lalu

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberangkatkan peserta arus balik gratis Lebaran 2024 dengan 160 bus.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lonjakan Arus Balik Lebaran, Perjalanan Kapal Sumatera ke Jawa Ditambah

15 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Arus Balik Lebaran, Perjalanan Kapal Sumatera ke Jawa Ditambah

Kemenhub tambah perjalanan kapal untuk antisipasi lonjakan arus balik Lebaran untuk penyeberangan dari Sumatera ke Jawa.

Baca Selengkapnya