TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan asal Cina, Ping An Insurance (Group) Co of China Ltd, disebut-sebut bakal membantu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan mengatasi persoalan defisit. Adapun BPJS Kesehatan diperkirakan mengalami defisit Rp 28,5 triliun pada akhir 2019.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Ping An bakal membantu evaluasi sistem IT BPJS Kesehatan. “Kepala BPJS (Direktur Utama BPJS Fachmi Idris) lihat beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki, misalnya kalau orang lakukan penunggakan pembayaran itu gimana sih. Jadi misal langsung kita link nanti dengan polisi dan imigrasi," kata Luhut di kantornya, Jakarta Pusat, pada Jumat lalu.
Lalu, seperti apa profil Ping An Insurance?
Dikutip dari Forbes, Ping An Insurance merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi, perbankan, dan investasi. Perusahaan yang berdiri sejak 21 Maret 1988 itu berkantor pusat di Shenzhen, Cina.
Konon, kapitalisasi pasar atau market cap Ping An Insurance tercatat mencapai US$ 220,2 miliar atau setara dengan Rp 3.080 triliun dengan asumsi kurs Rp 14 ribu. Emiten dengan saham jumbo itu kesohor sebagai perusahaan asuransi yang menerapkan teknologi tinggi.
Adapun saat ini, Ping An Insurances menduduki peringkat ketujuh sebagai perusahaan dengan aset terbesar menurut Forbes. Dengan begitu, Ping An Insurances hanya satu peringkat di bawah perusahaan gadget, Apple.