TEMPO Interaktif, Karawang:Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak menurunkan daya beli masyarakat untuk membeli beras. Penurunan perdagangan beras terlihat di Pasar Induk Karawang yang menjadi sentra perdagangan beras untuk memasok ke wilayah Jakarta, Bekasi, Bogor dan Depok. Menurut pedagang Pasar Induk Johar yang memiliki PD Mustika Dewi, Acep Saepudin, sejak kenaikan harga bahan bakar, agen beras yang menjadi pelanggannya mengurangi pembelian. Biasanya dalam keadaan normal, agen beras membeli beras 10-30 ton yang dimuat dalam 1-3 truk per hari. "Kini mereka hanya membeli 10 ton atau satu truk saja," ujarnya, Kamis (29/5). Dalam keadaan normal, penjualan PD Mustika Dewi mencapai 100 ton per hari. Kini, peenjualan dalam sehari sekitar Rp 50-60 ton per hari. Agen beras, kata Acep mengeluhkan lonjakan harga biaya transportasi. Biaya yang naik sekitar 15 persen untuk sekali berangkat. "Mereka juga mengantisipasi ketidakstabilan karena berlangsungnya demonstrasi di beberapa kota," katanya. Akibat penurunan daya beli masyarakat, kata Acep, kenaikan beras pasca kenaikan harga bahan bakar tidak signifikan. Beras jenis IR64 mengalami kenaikan Rp 100-Rp 200 per liter dari Rp 4.600 menjadi Rp 4.800 per liter. Sedangkan beras jenis medium menjadi Rp 5.100 per liter dari Rp 5.000 per liter. Menurut Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog Mustafa Abu Bakar, kenaikan harga beras pasca kenaikan harga bahan bakar sekitar dua persen. Jumlah ini termasuk memperhitungkan dampak kenaikan tarif jalan tol Cikampek. Kenaikan harga ini lebih kecil dibandingkan saat penerapan kebijakan harga pokok pemerintah (HPP) beras sebesar lima persen. Mulai Juni, kata Mustafa, akan terbentuk harga keseimbangan baru. "Kenaikannya sekitar 10 persen," ujarnya. Dia menilai, dampak kenaikan BBM tak signifikan karena sebelum kenaikan harga bahan bakar, harga barang sudah mengalami kenaikan karena efek psikologis. Pasar Induk Johar, kata Mustafa memiliki kapasitas 1.500 ton beras per hari. Jumlah kapasitas ini menyamai Pasar Induk Cipinang sekitar 2.000-3.000 ton per hari. Penyerapan beras mulai mengalami penurunan karena musim panen hampir berakhir. Kini dalam satu hari Bulog menyerap sebanyak sebesar 18 ribu ton, sebelumnya penyerapan beras sebanyak 20 ribu ton dan 31 ribu ton per hari. Stok beras Bulog kini mencapai 1,8 juta ton atau setara enam bulan. Pengadaan beras mencapai 1,58 juta ton dan pada akhir Mei ditargetkan 1,6 juta ton. Target akhir tahun sebanyak 2,4 juta ton. "Stok kami jamin aman dan harga beras di Indonesia paling murah dibandingkan negara lain," kata Mustafa. YULIAWATI
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
19 hari lalu
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.