Impor Produk Cina Naik Rp 21 T dalam Sebulan, Ini Kata Kemendag

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Kamis, 15 Agustus 2019 19:09 WIB

Petugas memindahkan puluhan ribu kilogram bawang putih dalam operasi pasar di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, 31 Mei 2017. Sebanyak 29.500 kg bawang putih yang di import dari Cina akan dijual di jual dalam operasi pasar. TEMPO/Rizki Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Indrasari Wisnu Wardhana menyatakan masih ingin melihat detail penyebab terjadinya lonjakan impor non-migas dari Cina sepanjang Juli 2019. Ia belum bisa memastikan apakah penyebabnya lantaran nilai mata uang Yuan yang melemah, sehingga menyebabkan harga produk Cina lebih murah lagi.

“Kami harus lihat, barangnya apa dulu,” kata Indrasari di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Agustus 2019. Namun menurut Indrasari, impor seharusnya tidak bisa melonjak secara tiba-tiba karena pemesanan biasanya dilakukan jauh-jauh hari.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat nilai impor Indonesia pada Juli 2019 mencapai US$ 15,51 miliar, atau naik 34,96 persen dibanding Juni 2019. Namun, Kepala BPS Suhariyanto menuturkan, jika dibandingkan Juli 2018 nilai impor itu turun 15,21 persen."Kenaikan impor yang utama adalah untuk impor nonmigas," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2019.

Di antara peningkatan impor ini, BPS mencatat impor non-migas tertinggi pada Juli 2019 berasal dari Cina. Jumlahnya kenaikannya mencapai US$ 1,5 miliar atau setara Rp 21,1 triliun (kurs rupiah Rp 14.100 per dolar AS). Dari semula US$ 2,6 miliar pada Juni 2019 menjadi menjadi US$ 4,1 miliar pada Juli 2019. Kondisi ini pun memburuk defisit neraca perdagangan antara Indonesia dan Cina menjadi US$ 11 miliar sepanjang tahun ini, meningkat dari periode sama tahun lalu yang hanya US$ 10 miliar.

Sementara itu, nilai mata uang Yuan terpantau melemah dalam beberapa pekan terakhir,. Hingga 13 Agustus 2019, Yuan telah menyentuh level 7,02 yuan per dolar AS, atau melemah hingga 31 poin dari posisi 6,71 per US$ pada awal triwulan II 2019.

Advertising
Advertising

Akibat melemahnya Yuan, barang-barang dari Cina harganya lebih murah bila diukur dengan dolar AS. Karena harganya murah, barang-barang impor dari Cina dikhawatirkan membanjiri pasar Indonesia.

Lebih lanjut, Indrasari mengatakan tidak boleh gegabah menyebut barang Cina lebih murah karena devaluasi Yuan. “Kan semuanya beli dengan dollar, bukan dengan yuan, jadi kami harus lihat dulu,” kata dia.

Meski begitu, pengusaha di Indonesia pun mulai merasakan produk Cina masuk Indonesia akibat melemahnya Yuan. “Sudah naik (jumlah barang Cina yang masuk), bisa dilihat di data Direktorat Jenderal Bea Cukai Cina,” kata Ketua Gabungan Ekspor Impor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno saat dihubungi pada Selasa, 13 Agustus 2019.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

12 jam lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

1 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

2 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

3 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

5 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya