Trump Tunda Tarif Impor Cina, Mendag AS Minta Pasar Bersabar

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Kamis, 15 Agustus 2019 12:07 WIB

Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, AS, 24 Juni 2019. [REUTERS / Carlos Barria]

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross memint pasar bersabar dan terus menunggu kelanjutan penyelesaian perang dagang Amerika Serikat-Cina. Ia menyebut, setelah Presiden AS Donald Trump menunda pengenaan tarif 10 persen untuk produk impor Cina, Beijing tidak langsung meresponsnya dengan membuat konsesi perdagangan.

"Ini bukan quid pro quo," kata Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross kepada televisi CNBC dalam sebuah wawancara, menggunakan frasa Latin yang berarti bantuan dipertukarkan dengan bantuan, di Washington, Kamis 15 Agustus 2019.

Seperti diketahui, pada Selasa lalu Trump telah menunda pemberlakuan tarif untuk ribuan produk impor Cina. Tarif untuk produk teknologi, pakaian dan alas kaki. Pejabat AS dan China juga mengumumkan diskusi perdagangan baru ini totalnya sekitar US$ 150 miliar.

Kedua perkembangan itu menarik perhatian pasar saham saat dua ekonomi terbesar dunia memasuki tahun kedua dari perselisihan perdagangan mereka.

Penundaan tarif Trump ini bertepatan dengan kekhawatiran resesi di pasar AS setelah saham-saham di Wall Street mengalami kerugian terbesar dalam satu hari. Indeks Dow Jones Industrial Average dan Komposit Nasdaq keduanya jatuh tiga persen, sedangkan Standard dan Poor's 500 yang lebih luas kehilangan 2,9 persen.

Penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro, dalam wawancara terpisah di Fox Business Network, mengatakan keputusan untuk menunda tarif tambahan dibuat untuk membatasi rasa sakit pada perusahaan-perusahaan AS, yang sudah memiliki kontrak membeli barang-barang Cina untuk musim penjualan liburan. Perusahaan ini tidak memiliki cara untuk menghindari biaya kepada konsumen.

"Mencari konsesi dari China dengan imbalan tarif yang tertunda adalah "cara yang benar-benar salah untuk melihatnya," kata Navarro.

Namun, Navarro menolak untuk mengatakan apa yang ingin dicapai oleh negosiator AS dalam pembicaraan dengan pejabat Cina sebelum tarif diberlakukan.

<!--more-->

Pembicaraan melalui saluran telepon lainnya dijadwalkan antara kedua belah pihak akhir bulan ini.
"Negosiasi ini akan terjadi secara tertutup," kata Navarro. "Orang-orang hanya perlu bersabar."

Editor surat kabar Global Times yang dikelola Cina, HU Xijin, mengatakan, Cina membutuhkan penghapusan semua tarif tambahan AS untuk mencapai kesepakatan, bukan hanya menunda tarif yang 10 persen. Hu Xijin juga meragukan bahwa Cina akan menindaklanjuti penundaan itu dengan pembelian signifikan barang-barang pertanian AS seperti yang diminta oleh Trump.

"Sejauh yang saya tahu, pihak Cina meminta agar kedua belah pihak menghormati konsensus yang dicapai di KTT Osaka, yang menghapus semua tarif tambahan, tidak menunda beberapa. Saya ragu pihak China akan melanjutkan pembelian produk-produk pertanian AS dalam skala besar dalam situasi saat ini, ” cuit Hu.

Perang dagang AS dan Cina telah berlangsung sejak Juli 2018 seperti dilansir Reuters. Perang dagang ini diwarnai kenaikan tarif 10 - 25 persen yang diputuskan oleh Presiden Trump terhadap sejumlah barang Cina. Beijing membalas dengan menaikkan tarif pada kisaran 5 - 25 persen untuk berbagai komoditas seperti kedelai dari AS.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

7 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

9 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

14 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

18 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

21 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

25 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

25 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

27 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

29 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

30 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya