Kerugian Ekonomi Akibat Kebakaran Hutan Capai Ratusan Triliun

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Selasa, 13 Agustus 2019 19:27 WIB

Dua petugas Manggala Agni Daops Pontianak menyemprotkan air di lokasi kebakaran lahan di Dusun Telayar, Desa Sejegi, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Jumat 9 Agustus 2019. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mempawah Hermansyah menyatakan berdasarkan data per 9 Agustus bahwa kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Mempawah telah mencapai 473 hektar. ANTARA FOTO/Rana Larasati

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut (BRG) Budi Wardhana mengatakan, kebakaran hutan di lahan gambut telah menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Berdasarkan data Bank Dunia, saat kebakaran lahan besar-besaran terjadi 2015 lalu nilai kerugian pemerintah mencapai Rp2,5 triliun.

Jumlah kerugian itu belum termasuk dampak buruk bagi kesehatan masyarakat, terhentinya proses produksi, terganggunya kegiatan perdagangan dan transportasi, serta menurunnya nilai sumber daya di daerah terdampak. Jika ditotal, estimasi kerugian bisa membengkak hingga Rp221 triliun.

Selama ini, masyarakat masih diizinkan melakukan pembakaran demi membuka lahan di kawasan gambut maksimal 2 hektare. Namun, pengawasan atas pembakaran tersebut seringkali tidak maksimal hingga akhirnya menimbulkan kebakaran lahan.

“Pemerintah bisa mencarikan alternatif pembersihan lahan tanpa metode pembakaran. Ada misalnya program pembukaan sawah menggunakan mikrobia,” ujar Budi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 13 Agustus 2019.

Advertising
Advertising

Menurut Budi, praktik pembakaran lahan seharusnya menjadi opsi terakhir bagi masyarakat membuka lahan untuk keperluan produksi.

Dalam kesempatan yang sama, Budi juga mengungkap kerja yang sudah dilakukan lembaganya sejak dibentuk 20015 lalu oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selama ini, BRG disebut berfokus pada penguatan kebijakan terkait restorasi gambut di 7 provinsi yang memiliki 21 juta hektar lahan gambut.

“Meliputi pendataan karena ketika kami kerja belum adamap kesatuan mengenai gambut. Jadi kami buat peta dan disebut sebagai peta sekunder karena gabungan peta-peta yang sudah ada. Kemudian yang dibebankan ke BRG juga pencegahannya. Jadi yang tadi dibagi wilayah-wilayahnya, yang ada ekstensif kanal dan gambutnya tebal maka bahan bakarnya tinggi menurut kami, dan kami akan fokus ke sana,” ujar Budi.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 13 Agustus 2019 pukul 09.00 WIB ada 863 titik panas di seluruh Indonesia. Titik panas terbanyak berada di Provinsi Kalimantan Barat (391 titik), disusul Riau (230), Kalimantan Tengah (180), dan Jambi (28). Titiik panas ini perlu terus diwaspadai untuk mencegah meluasnya kejadian kebakaran hutan.

BISNIS

Berita terkait

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

8 hari lalu

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

BMKG ingatkan masyarakat NTT soal potensi kebakaran lahan akibat angin kencang yang bersifat kering hingga 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

24 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

32 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

53 hari lalu

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

Kabut asap yang menyelimuti udara Dumai berasal dari kebakaran lahan di beberapa titik, dan kiriman dari perbatasan dengan Kabupaten Bengkalis.

Baca Selengkapnya

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

57 hari lalu

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

Di tengah banyaknya bencana basar di Indonesia, masih ada 10 Ha lahan terbakar di Kepulauan Riau. Sebabnya belum diketahui.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

58 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

17 Maret 2024

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

15 Maret 2024

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

15 Maret 2024

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

15 Maret 2024

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya